4 Tewas Saat Tebing Longsor di Aliran Lahar Kelud

Sabtu, 17 Februari 2018 – 10:45 WIB
Tebing longsor. Foto: JPG/Pojokpitu

jpnn.com, KEDIRI - Empat penambang pasir di lereng Gunung Kelud, Kediri, Jatim kemarin tewas akibat tertimbun longsoran tebing.

Tiga jenazah ditemukan, sedangkan satu penambang lainnya, hingga berita ini diturunkan, masih dalam pencarian.

BACA JUGA: Pasutri Tewas Saat Rumah Ambruk, Hanya Anak yang Selamat

Akibat kejadian itu, empat penambang lainnya mengalami luka-luka.

Berdasar data yang dihimpun Jawa Pos Radar Kediri, longsor terjadi di aliran Sungai Ngobo di perbatasan Desa Sepawon, Kecamatan Plosoklaten, dengan

BACA JUGA: Longsor Setinggi 15 Meter Timpa Warga

Desa Satak, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri. Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 04.45.

''Truk parkir untuk ambil pasir. Waktu itu (kuli, Red) naikin pasir, tiba-tiba longsor,'' tutur Kadiono, 45, salah seorang pencari pasir.

BACA JUGA: Pagaralam Diguyur Hujan Deras, Rumah Warga Diterjang Longsor

Menurut dia, truk-truk tersebut memang antre kuli yang akan memasukkan pasir. Ada tiga truk pasir yang mengantre.

Namun, yang paling parah, ada dua truk yang tertimbun. Masing-masing adalah truk yang dikendarai Sunarji, 40, warga Dusun/Desa Sepawon, Kecamatan Plosoklaten, dan Bejuk alias Andik Setyawan, 35, asal Dusun Plosorejo, Desa Sumberagung, Plosoklaten.

Keduanya diketahui tewas. Jika Andik bisa ditemukan, jasad Sunarji hingga tadi malam belum ditemukan.

''Kondisi Andik luka parah di kepala, tangannya patah,'' tutur Kadiono yang juga merupakan paman Andi.

Dia mengakui, Andik kemarin memang naik sendirian untuk mengambil pasir. Tidak membawa kuli maupun kernet. ''Makanya dia antre kuli pas kejadian,'' jelasnya.

Selain Andik dan Sunarji, dua orang ditemukan meninggal karena tertimbun longsoran.

Mereka adalah Sugianto alias Tomblok, 40, asal Dusun Bedek, Desa Sepawon, Kecamatan Plosoklaten, dan Ponco Suseno, 30, warga Dusun Listrikan, Desa Sumberagung, Kecamatan Plosoklaten.

''Keduanya kuli pasir,'' jelas Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri Randi Agatha Sakaira saat ditemui di Balai DesaWonorejo-Trisulo, Kecamatan Plosoklaten.

Dia menyatakan, begitu mengetahui bencana tersebut, tim evakuasi yang terdiri atas BPBD, tim SAR, Polres Kediri, dan Kodim 0809 Kediri langsung mendatangi lokasi.

Dibantu warga sekitar dan pencari pasir lainnya, mereka mengeruk pasir yang menimbun truk. Kondisi tebing yang longsor ternyata setinggi 100 meter.

Selain korban meninggal, longsor kemarin mengakibatkan empat pencari pasir lainnya mengalami luka-luka. Saat kejadian mereka berada di dalam satu truk lainnya.

Terdiri atas Moryanto, 34, warga Desa Sumberurip, Kecamatan Ngancar. Lalu, ada pula Iksan Safii, 20; Sulis, 24; dan Samsul Hadi, 27.
Ketiganya merupakan warga Desa Sumberagung, Kecamatan Plosoklaten.

''Mereka terluka akibat terkena longsoran tebing. Untuk pengobatan langsung dibawa ke RS HVA Toe­loengredjo, Pare,'' ungkapnya.

Randi menambahkan, kejadian miris itu disebabkan penambang pasir tidak menyadari adanya bahaya potensi longsor di area penambangan tersebut.

''Padahal, area situ masuk rawan bencana longsor,'' terangnya.

Apalagi, tinggi tebing di kawasan itu mencapai 100 meter. Kondisi tanahnya pun rawan karena beberapa hari sebelumnya turun hujan.

''Di situ juga kurang pohon,'' tuturnya. Alhasil, saat hujan turun deras tanah yang rawan gerak tersebut menjadi longsor. (dea/fa/c22/diq/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tertidur, Mahasiswa Tewas Tertimbun Longsor


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler