455 Simpatisan Habib Rizieq Dipaksa Rapid Test, Hasilnya…

Minggu, 20 Desember 2020 – 06:09 WIB
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 455 simpatisan Habib Rizieq Shihab diamankan polisi lantaran menolak tes cepat (rapid test) COVID-19 saat akan ikut aksi 1812 di kawasan Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat, Jumat (18/12).

"Sebanyak 455 orang itu di seluruh wilayah hukum Polda Metro Jaya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Yusri Yunus saat dihubungi di Jakarta, Sabtu

BACA JUGA: Respons Kombes Yusri untuk Bantahan Slamet PA 212 soal Pembawa Ganja di Aksi 1812

Yusri menerangkan, 455 orang tersebut diamankan lantaran menolak mengikuti kebijakan operasi kemanusiaan yang digelar polisi.

Operasi kemanusiaan tersebut berupa pelaksanaan tes cepat COVID-19 kepada masyarakat yang hendak pergi mengikuti aksi 1812.

BACA JUGA: Polisi Bakal Panggil Korlap Aksi 1812 Terkait Temuan Sajam dan Ganja

"Jadi yang diamankan ini kan yang pergi demo, dari operasi kemanusiaan yang kita (polisi) lakukan mereka menghindar," tambahnya.

Meski demikian petugas tetap mengamankan 455 orang untuk kemudian dilakukan tes cepat dan 28 di antaranya dinyatakan reaktif COVID-19.

BACA JUGA: Polisi Gelar Rapid Test Antigen untuk Tangkapan dari Aksi 1812, Hasilnya?

"Ada 28 yang reaktif dan kita (polisi) swab di Wisma Atlet. Kita sudah masukan ke sana. Kita tunggu dari Wisma Atlet," tutur Yusri.

Diberitakan sebelumnya, anggota Polda Metro Jaya membubarkan paksa masa aksi 1812 yang berasal dari beberapa ormas, antara lain Persaudaraan Alumni (PA) 212, FPI dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat.

Pihak kepolisian telah menegaskan tidak memberi izin kegiatan menyampaikan pendapat di muka umum kepada para simpatisan Habib Rizieq Shihab.

Yusri menjelaskan Polda Metro Jaya tidak memberikan izin rencana aksi menuntut pembebasan Habib Rizieq itu karena masa pandemi sehingga berpotensi terjadi kerumunan yang menimbulkan klaster COVID-19.

"Di masa pandemi COVID-19 ini penularan di Jakarta cukup tinggi, kita (polisi) harapkan mereka bisa mengerti bahwa tidak boleh ada kegiatan yang sifatnya berkerumun," ujar Yusri.

Berdasarkan hal itu, Polda Metro Jaya dibantu TNI dan Pemprov DKI menggelar operasi kemanusiaan guna memutus rantai COVID-19.

Yusri menuturkan aparat Polri dan TNI juga melakukan 3T (testing, tracing dan treatment) di wilayah untuk operasi skala besar dan preventif memutus potensi penularan COVID-19. (antara/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler