jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 4,99 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari 47.030 desa telah menerima penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa. Adapun anggaran BLT yang telah tersalurkan sebesar Rp2,99 triliun.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar, pada konferensi pers secara daring di Jakarta, Rabu (27/5).
BACA JUGA: Gus Menteri: Akhir Mei, Penyaluran BLT Dana Desa Rampung 100 Persen
"Meskipun lebaran, penyaluran BLT Dana Desa tetap jalan terus. Setelah dilakukan Musdesus (Musyawarah Desa Khusus), tidak memakan waktu yang lama untuk menyalurkannya," katanya.
Gus Menteri, sapaannya, mengatakan, jumlah penyaluran BLT Dana Desa akan terus bertambah, mengingat masih terdapat desa yang belum melakukan penyaluran.
BACA JUGA: Syarat Pencairan Dana Desa Disederhanakan
Keterlambatan penyaluran tersebut, lanjutnya, disebabkan beberapa faktor. Misalnya, terdapat satu daerah yang semua kepala desanya baru mengalami pergantian.
"Setiap hari (penyaluran BLT Dana Desa) pasti bertambah. Utamanya yang non tunai, hari ini insyaallah sudah cair karen bank sudah aktif kembali," ujarnya.
BACA JUGA: Penyaluran BLT Dana Desa Tidak Perlu Verifikasi Pemda
Gus Menteri mengatakan, beredarnya wacana pengurangan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) tidak mempengarungi keberlangsungan program BLT Dana Desa.
Menurutnya, KPM tetap akan menerima BLT Dana Desa selama tiga bulan yakni Bulan April, Mei, dan Juni.
"Tentu ini akan tetap jalan. Toh kalau aktivitas ekonomi cepat berjalan ya ini bagian dari relaksasi," ujarnya.
Di samping itu, Gus Menteri mengakui, fokusnya desa-desa dalam memaksimalkan BLT Dana Desa menyebabkan program Padat Karya Tunai Des (PKTD) mengalami stagnan.
Menurutnya, PKTD akan diprioritaskan untuk mengatasi ekonomi desa pasca pandemi covid 19.
"PKTD terus kami pantau juga. Data per 26 Mei 2020, dana desa yang dialokasikan untuk PKTD sudah mencapai Rp978,338 Miliar, dengan bwsaran upah Rp256,387 Miliar, dan menyerap tenaga kerja sebanyak 281.304 jiwa," ungkapnya.(ikl/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi