5 Cara Mendorong Kesetaraan Gender dalam Perusahaan Versi Grant Thornton

Sabtu, 27 Mei 2023 – 03:40 WIB
Grant Thornton. Foto: Grant Thornton

jpnn.com, JAKARTA - Grant Thornton memberikan lima rekomendasi untuk perusahaan dalam menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kesetaraan gender dan budaya inklusif.

Johanna Gani, CEO Grant Thornton Indonesia mengatakan banyak bisnis kelas menengah yang mulai menyadari pentingnya keberagaman gender di dalam perusahaan mereka.

BACA JUGA: Cegah Calo dan Bot, Event Olahraga Bisa Gunakan Tiket NFT

"Hal ini dikarenakan keberagaman gender di dalam kepemimpinan senior dalam suatu perusahaan ternyata membawa berbagai keuntungan finansial, seperti peningkatan kualitas kinerja organisasi, kesejahteraan pegawai, efektivitas dalam pembuatan keputusan, serta reputasi perusahaan yang lebih baik," paparnya.

Berikut lima rekomendasi tersebut:

BACA JUGA: Meme Coin PEPE Naik Drastis, Begini Komentar CEO Indodax

1. Menawarkan Fleksibilitas

Perusahaan harus bisa menawarkan sistem kerja yang fleksibel untuk menciptakan kesetaraan gender yang lebih besar pada tingkat manajemen level.

2. Adanya niat yang lebih besar untuk mendorong kesetaraan gender

Mempercepat dan terus berperan aktif dalam merancang berbagai program yang mendorong adanya lingkungan kerja yang lebih inklusif di tingkat senior manajemen untuk perempuan, khususnya juga dari senior manajemen laki-laki yang harus lebih menciptakan kesempatan untuk perempuan mencapai level senior manajemen.

BACA JUGA: ASDP Beri Beasiswa Pendidikan S1 Melalui Program TJSL Rp 500 Juta

3. Bersikap transparan dan terus membina para perempuan

Menyediakan program kesejahteraan dan pendampingan karyawan yang secara aktif mendukung perempuan menjadi pemimpin senior

4. Bijak dalam membuat dalam keputusan

Perusahaan yang mengharuskan pekerjanya untuk bekerja dari kantor harus mempertimbangkan dampak yang akan terjadi dalam perwujudan kesetaraan gender, terutama pada perempuan.

Perusahaan perlu memahami bahwa ini mungkin memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan, mengutip dari Harvard Business Review, seperti karyawan yang merasa tidak produktif hingga memilih resign apabila kebijakan Work from Office (WFO) secara penuh diberlakukan.

5. Tetap memantau dan terus menyempurnakan berbagai peraturan perusahaan

Tetap perhatikan apabila ada dampak negatif ketika karyawan bekerja dari rumah, pahami potensi kerugian yang dapat ditimbulkan dengan adanya kebijakan tersebut dan tanggap dalam memberikan solusi untuk permasalahan tersebut.

Johanna menambahkan meski terdapat perkembangan positif pada proporsi perempuan di tingkat manajemen senior secara global, namun fakta bahwa poin persentase setiap tahun hanya meningkat sedikit, bahkan cenderung stagnan, menunjukkan pentingnya mendorong terjadinya keseimbangan lebih cepat.

“Dalam mendukung percepatan tersebut, perlu adanya dukungan penuh dari pemerintah, investor, klien, dan juga konsumen. Selain itu, perusahaan juga perlu mengkaji inovasi-inovasi untuk mendorong keseimbangan gender dan menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan mendukung," seru Johanna.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler