jpnn.com - Pilihan jenis makanan yang tidak sehat telah lama terbukti dapat menyebabkan orang malas berolahraga, perut membesar, dan umur pendek. Namun yang tidak kalah penting, terlalu banyak makan junk food juga ternyata menurunkan kemampuan bercinta anda.
"Fungsi seksual bergantung pada sistem kardiovaskular yaitu jantung dan pembuluh darah serta sistem saraf. Jadi pilihan makanan yang baik berperan krusial dalam menjaga fungsi ini, sebaliknya yang buruk akan meracuninya," kata seorang pakar gizi dan fisiologis olahraga dari New York City, Shari Lieberman, Ph.D., seperti dilansir laman Men's Health, Kamis (12/12).
BACA JUGA: Mengantuk saat Mengemudi? Minum Kopi Bukan Solusi
Namun konsultan gizi bernama Leslie Bonci, M.P.H., R.D. dari University of Pittsburgh Medical Center menambahkan bukan berarti setiap orang dilarang mengkonsumsi junk food, tapi sebaiknya mengurangi porsinya dan memilih pola makan yang didominasi makanan yang baik bagi fungsi seks maupun tubuh secara keseluruhan.
Berikut 5 jenis makanan racun bagi fungsi seks seseorang.
BACA JUGA: Angka Kematian Akibat Kanker Payudara Meningkat Tajam
1. Daging berlemak
Bagi pria, makan daging merupakan suatu hal yang bisa menambah kejantanan mereka. Tapi beberapa jenis daging berlemak seperti potongan lemak daging sapi, bacon dan sosis dapat mengganggu kemampuan seksual mereka.
BACA JUGA: Cuci Tangan Bisa Bikin Bahagia dan Optimistis
"Kebanyakan pria tahu jika lemak jenuh dan kolesterol mempersempit pembuluh darah yang berfungsi menjaga kesehatan jantung, termasuk meningkatkan risiko serangan jantung," kata Lieberman.
Namun, keduanya juga mempersempit arteri yang membawa darah ke penis, sehingga menyebabkan disfungsi ereksi.
2. Susu dan produk turunannya
Susu yang dimaksud di sini adalah susu rendah lemak dan keju meski keduanya merupakan sumber protein yang luar biasa. Tapi berhati-hatilah karena sebenarnya mayoritas keju mengandung lemak jenuh dan ini bisa sama bahayanya dengan daging terhadap pembuluh darah.
"Banyak pria tahu daging menyebabkan masalah ereksi tapi tidak tahu jika keju sarat lemak juga sama buruknya, apalagi kalau daging dikombinasikan dengan susu dan keju, misalnya cheeseburger yang disantap dengan milk shake," kata Lieberman.
3. Makanan yang dipanggang
Yang berbahaya pada makanan ini tidak lain apa yang disebut dengan trans fat. Apakah trans fat itu? Trans fat adalah hidrogen yang ditambahkan ke minyak sayur agar bahan makanan yang diolah dengan keduanya berubah dari cair menjadi padat. Contohnya adalah margarin, serta berbagai jenis biskuit, cracker, keripik dan fast food yang digoreng.
"Padahal dampak trans fat terhadap arteri jauh lebih buruk daripada lemak jenuh," kata Bonci.
4. Tepung putih
Tepung putih dapat ditemukan sebagai bahan dari berbagai jenis roti tawar, permen dan sereal. Bonci menerangkan ketika gandum utuh diproses menjadi tepung putih, ia kehilangan tiga-perempat seng yang terkandung di dalamnya, padahal seng bersifat esensial bagi seksualitas dan reproduksi pria.
"Konsentrasi seng tertinggi dalam tubuh juga ditemukan di kelenjar prostat, yang menghasilkan sebagian besar cairan pada semen pria. Dan terbukti makanan sarat mineral seng dapat membantu mencegah pembesaran prostat hingga kanker prostat," terang Lieberman.
Alasan lain untuk menghindari gandum olahan, adalah karena menyebabkan resistensi insulin, salah satu gejala diabetes yang dapat meningkatkan penyempitan arteri, serta risiko jantung dan DE. Bahkan 60 hingga 70 persen pasien diabetes juga mengidap gangguan saraf.
5. Kedelai
Kedelai selama ini dikenal sebagai sumber protein yang baik. Bahkan beberapa studi mengatakan kedelai membantu menurunkan kolesterol dan mengurangi risiko kanker prostat.
Tapi ternyata kebanyakan makan kedelai juga diduga mempengaruhi kejantanan seorang pria. Pasalnya salah satu manfaat kesehatan dari kedelai terletak pada kualitas hormon seks perempuan yaitu estrogen yang dimilikinya. Padahal estrogen telah lama diketahui dapat menurunkan kemampuan ereksi para pria. (fny/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jangan Bohong pada Anak, Ini Akibatnya!
Redaktur : Tim Redaksi