5 Pemicu Naiknya Harga Rumah Baru

Selasa, 16 Februari 2016 – 08:06 WIB
Rumah. Foto: ilustrasi.dok.JPNN

jpnn.com - SURABAYA – Sektor properti masih cerah. Hal ini bisa dilihat dari meningkatnya daya beli masyarakat Surabaya terhadap properti.

Indikasinya, rasio harga rumah baru terhadap upah minimum kabupaten/kota serta kecepatan waktu penjualan rumah sekunder cenderung membaik.

BACA JUGA: Infrastruktur Dorong Pertumbuhan Pariwisata Tanjung Lesung

Berdasar riset Bank Indonesia Jatim, rasio harga rumah primer kini 32,53 kali UMK atau lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang masih berkisar 36 kali UMK. 

’’Pada kuartal pertama tahun ini, rasionya bahkan bisa turun menjadi 29 kali UMK karena terjadi penurunan suku bunga KPR dari rata-rata 11,4 persen menjadi 11,2 persen,’’ kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur (BI Jatim) Syarifuddin Bassara kemarin (15/2).

BACA JUGA: Sulteng Terbaik, Kaltim Tumpang Tindih

Kenaikan harga properti primer (rumah baru) dipicu beberapa hal.
Pertama, didorong kenaikan pada rumah tipe menengah (36 m²–70 m²). Pada kuartal I tahun ini, harga rumah tipe itu diprediksi naik 0,6 persen, terutama dipengaruhi perubahan harga pada rumah tipe kecil (kurang dari 36 m²). Faktor tanah kini bukan penyebab utama harga rumah semakin mahal. 

Kedua, kenaikan harga bahan bangunan turut menyumbang kenaikan signifikan terhadap harga properti baru. 

BACA JUGA: Humas Pelindo III Minta Masyarakat Waspada, Ada Apa?

Ketiga, naiknya upah kerja.

Keempat,  naiknya biaya perizinan.

Kelima, “penambahan fasilitas umum perumahan,’’ jelas Syarifuddin Bassara.

Jika rumah baru tipe kecil semakin mahal namun tetap diburu pembeli, harga rumah sekunder tipe kecil maupun besar sama-sama naik harga. Bedanya, waktu penjualannya tidak sama. 

Tipe kecil dengan harga kurang dari Rp 1,5 miliar terjual rata-rata kurang dari tiga bulan. Sementara itu, rumah dengan harga di atas Rp 2 miliar rata-rata butuh waktu enam bulan untuk bisa terjual.

’’Secara keseluruhan, kecepatan penjualan properti sekunder di Surabaya memang melambat, dari satu sampai tiga bulan menjadi tiga sampai enam bulan. Ini mendorong penjual dan agen properti untuk menurunkan harga jualnya,’’ tutur Syarifuddin. (rin/c15/noe/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... TNI AU Tambah Koleksi Pesawat Karya Anak Bangsa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler