jpnn.com, JAKARTA - MASUK angin bukan merupakan hal yang aneh bagi masyarakat Indonesia.
Kondisi ini sering ditandai dengan gejala berupa kedinginan, mual dan muntah, meriang, sakit kepala, badan terasa tidak enak, nyeri otot, nafsu makan menurun, serta mudah merasa lelah.
BACA JUGA: 6 Cara Mengatasi Masuk Angin
Selain itu, demam, sakit perut, sering buang angin alias kentut, perut kembung, dan pegal-pegal.
Ada beberapa hal yang diduga menjadi penyebab kondisi ini, mulai dari kehujanan, menghabiskan banyak waktu di luar ruangan, ataupun karena terlalu lama berada di ruangan ber-AC.
BACA JUGA: Sering Masuk Angin dan Sakit Maag, Sembuhkan dengan Air Rebusan Jambu Biji
Sebenarnya, masuk angin memiliki gejala yang mirip dengan penyakit flu atau influenza, tetapi penyebab pastinya sulit diketahui.
Karena gejala dan penyebab kondisi ini bermacam-macam, cara mengatasinya pun beragam.
BACA JUGA: 5 Ramuan Alami Ini Efektif Atasi Maag Lho
Mengobati kondisi ini dilakukan untuk mengeluarkan angin dari tubuh, sehingga kondisi kesehatan bisa kembali normal.
Pemeriksaan medis dan pengobatan sangat dibutuhkan untuk menghindari komplikasi yang tidak diinginkan akibat menyepelekan penyakit.
Berikut ini beragam penyakit yang sering dianggap sebagai masuk angin, seperti dilansir laman Genpi.co.
1. Serangan jantung
Orang bisa keliru menduga gejala serangan jantung sebagai gejala masuk angin atau angin duduk.
Serangan jantung selama ini memang dikenal memiliki keluhan yang khas, yakni sakit di dada sebelah kiri.
Namun, justru di situlah letak persoalannya. Selain kemampuan awam yang terbatas dalam menganalisis ciri khas penyakit jantung, variasi intensitas rasa sakit itu sendiri juga bisa mengecoh.
Proses peradangan bukan hanya terjadi secara lokal di jantung, tetapi juga secara sistemik.
Peradangan itulah yang akhirnya membuat penderita serangan jantung mungkin akan merasa lesu, pusing, tak bertenaga, suhu tubuh meningkat, keluar keringat dingin, mual dan muntah.
Semua gejala tersebut kiranya kerap ditafsirkan oleh orang awam sebagai gejala masuk angin atau angin duduk.
Karena menduga itu, para penderitannya pun kemudian hanya mengakses pengobatan sederhana, seperti minta kerokan atau sekadar minum obat pereda rasa sakit.
Padahal, orang-orang tersebut membutuhkan penanganan medis lebih serius.
Jadi, penderita gejala masuk angin harus ditangani dengan penuh kewaspadaan, terutama bagi yang memiliki faktor risiko penyakit jantung koroner.
2. Sakit maag
Orang kiranya sering juga keliru menganggap gejala sakit maag sebagai penyakit masuk angin yang biasa.
Padahal, jika sakit maag tidak ditangani dengan tepat, bisa berkembang menjadi penyakit gastritis kronis.
Ada beberapa komplikasi yang berkaitan dengan gastritis kronis.
Seperti penyempitan esofagagus yang menyebabkan sulit menelan dan nyeri dada, peritonitis (dinding lambung robek) yang bisa menimbulkan infeksi serius, termasuk kanker lambung.
Berikut ini adalah beberapa gejala sakit maag yang bisa dikenali, seperti nyeri ulu hati disertai sensasi terbakar di bagian dada, mual saat atau setelah makan.
Perut kembung dan terasa penuh, mudah kenyang, sering sendawa, intoleransi terhadap makanan berlemak, nafsu makan menurun karena perut terasa sakit.
Naiknya asam lambung, penurunan berat badan, dalam kondisi parah, mual dan muntah biasanya akan terjadi secara terus menerus, hingga sulit bernapas.
3. Rematik
Sakit punggung adalah kondisi yang sering dikeluhkan seseorang ketika mengaku mengalami masuk angin.
Sakit punggung tersebut diyakin terjadi karena saraf pada punggung tertekan oleh angin atau gas yang berkumpul dalam tubuh.
Faktanya, sakit punggung bagian kiri maupun kanan bisa pula disebabkan oleh kondisi medis, seperti rematik hingga adanya gangguan organ dalam (ginjal, pankreas, usus besar, atau rahim).
4. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
ISPA adalah penyakit yang cukup sering menyerang masyarakat dengan gejala demam, pilek, dan batuk.
Penyebab ISPA bisa karena infeksi virus atau bakteri. Sebagian besar ISPA memiliki gejala yang ringan dan bisa sembuh dengan sendirinya.
Namun, apabila tidak segera ditangani dan infeksi sudah menyerang saluran pernapasan bawah, dan bisa menimbulkan komplikasi yang berbahaya.
Komplikasi yang sering terjadi akibat ISPA adalah gagal napas akibat paru-paru berhenti berfungsi, peningkatan kadar karbon dioksida dalam darah, serta gagal jantung.
5. Demam berdarah dengue (DBD)
DBD maupun malaria juga termasuk penyakit infeksi yang sering terjadi di negara tropis.
Sayangnya, DBD dan malaria rentan dianggap sebagai masuk angin sehingga penanganannya bisa jadi terlambat.
Sebab, DBD dan malaria antara lain bisa menyebabkan gejala demam, nyeri sendi, pegal-pegal, menggigil, dan lemas yang juga dicirikan sebagai gejala masuk angin.
Padahal, tidak ditangani secara tepat, penyakit ini bisa menimbulkan komplikasi serius hingga kematian.(genpi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fany