jpnn.com - Setelah lancar menjalani kehamilan hingga persalinan anak pertama, kini Anda ingin merencanakan kehamilan kedua. Sayangnya, setelah berusaha keras, kehamilan kedua malah lebih sulit terjadi. Apa yang salah?
Perlu Anda tahu, kesulitan untuk memperoleh kehamilan kedua disebut dengan infertilitas sekunder. Pasangan suami istri dikatakan mengalami kondisi ini bila telah memiliki seorang anak dan tidak berhasil mendapatkan keturunan kembali setelah satu tahun berhubungan seksual teratur tanpa alat kontrasepsi.
BACA JUGA: 5 Penyebab Obesitas Saat Hamil
Faktanya, sekitar 3 juta wanita usia subur di Amerika mengelami infertilitas sekunder. Di seluruh dunia, setengah dari kasus gangguan kesuburan didalangi oleh infertilitas sekunder.
Penyebab kehamilan kedua lebih sulit terjadi
BACA JUGA: 6 Tanda Kehamilan Dini yang Harus Anda Perhatikan
Meski kasus infertilitas sekunder marak terjadi, pasien dengan kondisi tersebut relatif jarang berkonsultasi ke tenaga kesehatan. Mereka beranggapan, bila sebelumnya sudah berhasil hamil dan memiliki anak maka berikutnya tidak akan ada kesulitan untuk kembali memiliki keturunan.
Sayangnya itu adalah anggapan yang keliru. Pasalnya, infertilitas sekunder dapat terjadi akibat banyak faktor, yang sebagian besar serupa dengan infertilitas primer.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat menyebabkan kesulitan kehamilan kedua:
1. Usia semakin bertambah
Usia merupakan penyebab utama dari infertilitas sekunder. Pasangan yang memiliki anak pertama di usia 35 tahun relatif lebih sulit untuk mendapat anak kedua, karena tingkat kesuburan yang memang menurun secara natural seiring bertambahnya usia.
Organ reproduksi serta hormon-hormon pendukungnya telah mengalami penurunan fungsi.
2. Masalah pada organ reproduksi
Meski telah berhasil hamil dan melahirkan anak pertama, bukan berarti Anda tidak memiliki risiko untuk mengalami masalah pada organ reproduksi. Gejala yang terjadi akibat kondisi tersebut memang bisa baru muncul setelah Anda mencoba meraih kehamilan kedua.
Beberapa masalah pada organ reproduksi yang bisa menceguskan infertilitas sekunder, misalnya endometriosis dan sindrom polikistik ovarium (Polycystic OvarianSyndrome atau PCOS).
3. Dampak dari kehamilan atau persalinan sebelumnya
Ada sejumlah penyakit yang dapat terjadi sebagai dampak dari kehamilan atau proses persalinan sebelumnya. Contohnya adalah perlengketan organ-organ panggul (pelvicadhesions) atau tersumbatnya saluran indung telur (tuba falopi).
Adanya kondisi tersebut membuat pembuahan dan kehamilan lebih sulit terjadi.
4. Pertambahan berat badan
Berat badan yang semakin bertambah dapat memengaruhi kesuburan, baik pada wanita maupun pria.
Pada wanita, berat badan berlebih dapat menimbulkan masalah ovulasi. Sementara pada pria, kelebihan berat badan dapat memengaruhi kualitas sperma.
5. Masalah kesuburan pria
Sepertiga kasus infertilitas sekunder disebabkan oleh faktor pria. Beberapa faktor risiko pada pria contohnya adalah jumlah sperma yang sedikit, masalah ejakulasi, masalah gerakan sperma, atau bentuk sperma yang tidak normal. Hal-hal tersebut membuat sperma lebih sulit untuk membuahi sel telur.
Sulitnya mendapatkan kehamilan kedua sering menimbulkan masalah dalam hubungan rumah tangga. Beberapa pasangan bahkan mengalami stres dan depresi akibat kondisi ini.
Karena itu, bagi sepasang suami istri yang tidak berhasil hamil setelah 8–12 bulan berhubungan intim tanpa kontrasepsi atau mencoba mendapatkan keturunan di usia lebih dari 35 tahun untuk berkonsultasi ke dokter. Lebih cepat ditangani, lebih besar pula kemungkinan untuk berhasil meraih kehamilan kedua.(NB/RH/klikdokter)
Redaktur & Reporter : Yessy