jpnn.com, JAKARTA - Masyarakat tidak perlu khawatir kesulitan mendapatkan bahan pangan meski saat ini harus dilakukan social distancing dan pembatasan kegiatan di luar rumah akibat wabah covid-19.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) selalu mengatakan, masyarakat harus terus tercukupi kebutuhan pangannya karena ini yang menjadi kekuatan bangsa.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Harus Hadapi Kondisi Terburuk Corona, Obat Herbal AntiCovid, Freeport Berdarah
”Di tengah serangan virus Covid-19 pertanian menjadi sumber kekuatan dan penyelamat bangsa," kata SYL.
Arahan tersebut dipertegas kembali oleh Kepala Badan PPSDMP, Dedi Nursyamsi bahwa pertanian tidak berhenti walaupun di tengah serangan Covid-19.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Gaji PNS Dipotong, Pejabat Ogah Diisolasi, Ada Pesan Habib Rizieq Nih
“Petani dan penyuluh terus bekerja untuk menyediakan pangan bagi 267 juta jiwa rakyat Indonesia. Tentunya dengan mengikuti protokol pencegahan Covid-19 baik di lapangan maupun d imanapun berada," tegas Dedi.
Menyikapi hal ini, salah satu Petani Pengusaha Milenial asal Cianjur yang saat ini didaulat oleh Pemerintahan Kabupaten Cianjur menjadi Direktur Utama Pengelola Sub Terminal Agribisnis (STA) Cigombong, Cianjur, Sandi Octa Susila juga tidak tinggal diam.
BACA JUGA: Kisah Christina, Pasien Corona yang Sembuh, Beginilah Perjuangannya di Ruang Isolasi RS
Sebanyak 385 Petani binaanya juga diminta produktif dan tidak kalah dengan adanya pandemi Covid-19.
Saat ini STA menyerap sayuran dari petani langsung yang dibinanya serta dari petani lainnya yang berada di Kabupaten Cianjur.
Ini dilakukan untuk menambah ketersediaan pangan serta meningkatkan kesejahteraan petani sayuran.
Sandi juga melakukan gebrakan baru, yakni bekerja sama dengan platform digital e-commerce Kedai Sayur Indonesia agar lebih mudah lagi petani menjual hasil pertaniannya dan bisa langsung dibeli oleh masyarakat.
“Saya kenal baik dengan founder Kedai Sayur Indonesia (KSI), Pak Ahmad Supriyadi, sebelum adanya pandemic covid-19 ini saya sudah bertemu beliau dengan di jembatani oleh Direktur PPHH, Dirjen Horti Bapak Yasid dan saya sampaikan rencana keinginan bekerja sama. Begitu adanya musibah pandemi ini kami langsung mewujudkan rencana tersebut untuk membantu masyarakat mendapatkan kebutuhan pangan, dan saat ini sudah on going," ungkap Sandi.
Sandi menambahkan, KSI sendiri sebenarnya sudah dibangun sejak 2017 yang lalu.
Namun, pada 2018 setelah Kedai Sayur Indonesia membangun aplikasi e-commerce, makin memantapkan dan yakin ini akan sangat membantu petani dalam mendistribusikan hasil pertaniannya.
“Selama pandemi Covid-19 ini secara tidak langsung petani juga ikut terkena dampaknya. Ini salah satu ikhtiar saya dalam melangkah bagaimana membantu petani agar mendisrupsi rantai pasok untuk dijual langsung melalui pedagang sayur yang menjadi mitra dari Kedai Sayur," sambung Sandi.
Sementara itu, Ahmad Supriyadi, founder Kedai Sayur Indonesia menjelaskan bahwa saat ini sudah ada 5 ribu pedagang sayur gerobak atau lapak yang menjadi mitranya dalam mendistribusikan produk pertanian yang dipesan oleh masyarakat melalui aplikasi.
”Kami bekerja sama dengan Kang Sandi karena kami melihat usaha agribisnis Kang Sandi ini sudah maju. Petani yang dibinanya telah sukses men-supply aneka produk sayuran segar yang dipasarkan melalui perusahaannya maupun STA-nya untuk wilayah Jabar khususnya wilayah Cianjur, Bogor, dan sekitarnya. Untuk itu kami mewujudkan kerja sama ini karena semakin banyak mitra kami, semakin banyak pula penyediaan produk pertanian yang siap dipasarkan secara online dan masyarakat dengan mudah untuk memesannya. Apalagi dalam situasi seperti ini, masyarakat tidak perlu keluar rumah tapi bisa memesan kebutuhan pangannya hanya melalui aplikasi dan 5 ribu pedagang gerobak yang menjadi mitra kami akan siap mengantarkan ke rumah," ujar Ahmad. (jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia