5000 WNI Berhasil Dipulangkan Dari Suriah
JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa mengatakan bahwa pemerintah terus berusaha memberi perlindungan bagi WNI di Suriah. Pemerintah Indonesia telah melakukan sejumlah upaya termasuk mengevakuasi WNI keluar dari negara yang tengah dilanda konflik sejak tahun 2011 tersebut.
Menurut Marty, proses repatriasi telah dilakukan sejak konflik pecah di negara Timur Tengah tersebut. Hingga hari ini hampir 5000 orang WNI di Suriah telah dipulangkan ke Tanah Air.
"1652 orang dipulangkan secara langsung melalui pesawat komersial dan 3369 orang diberi bantuan secara tidak langsung seperti membantu pengurusan ijin meninggalkan Suriah," kata Marty dalam jumpa pers di kantor Kemenlu, Jakarta, Jumat (4/1).
Dari total WNI yang dipulangkan, mayoritas adalah TKI dengan jumlah 1500 orang. Sedangkan sisanya adalah pelajar dan lain-lain.
Namun, Marty menegaskan bahwa pemulangan WNI bukanlah sesuatu yang mudah dan dapat dilakukan secara cepat. Pasalnya, langkah tersebut hanya bisa dilakukan jika kondisi keamanan memungkinkan. "Ada tahapan-tahapan yang harus dilalui, kita nggak mungkin bawa 12 ribu orang langsung ke bandara," ujar Marty.
Saat ini, sambung Marty, masih ada sekitar 7751 orang WNI di Suriah. Dari jumlah tersebut sebagian berada di bawah perlindungan langsung pemerintah
Indonesia. Beberapa orang ditampung di KBRI Beirut dan Damaskus. Selain itu pemerintah juga mendirikan posko di kota Alepo.
Selain memberi perlindungan kepada WNI, pemerintah melalui Kemenlu juga terus berusaha melakukan proses politik untuk menyelesaikan konflik suriah. Untuk itu pemerintah terus membuka jalur komunikasi dengan kedua belah pihak bertikai."Dalam waktu dekat saya akan bertemu pihak oposisi untuk membicarakan masalah ini," pungkasnya. (dil/jpnn)
JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa mengatakan bahwa pemerintah terus berusaha memberi perlindungan bagi WNI di Suriah. Pemerintah Indonesia telah melakukan sejumlah upaya termasuk mengevakuasi WNI keluar dari negara yang tengah dilanda konflik sejak tahun 2011 tersebut.
Menurut Marty, proses repatriasi telah dilakukan sejak konflik pecah di negara Timur Tengah tersebut. Hingga hari ini hampir 5000 orang WNI di Suriah telah dipulangkan ke Tanah Air.
"1652 orang dipulangkan secara langsung melalui pesawat komersial dan 3369 orang diberi bantuan secara tidak langsung seperti membantu pengurusan ijin meninggalkan Suriah," kata Marty dalam jumpa pers di kantor Kemenlu, Jakarta, Jumat (4/1).
Dari total WNI yang dipulangkan, mayoritas adalah TKI dengan jumlah 1500 orang. Sedangkan sisanya adalah pelajar dan lain-lain.
Namun, Marty menegaskan bahwa pemulangan WNI bukanlah sesuatu yang mudah dan dapat dilakukan secara cepat. Pasalnya, langkah tersebut hanya bisa dilakukan jika kondisi keamanan memungkinkan. "Ada tahapan-tahapan yang harus dilalui, kita nggak mungkin bawa 12 ribu orang langsung ke bandara," ujar Marty.
Saat ini, sambung Marty, masih ada sekitar 7751 orang WNI di Suriah. Dari jumlah tersebut sebagian berada di bawah perlindungan langsung pemerintah
Indonesia. Beberapa orang ditampung di KBRI Beirut dan Damaskus. Selain itu pemerintah juga mendirikan posko di kota Alepo.
Selain memberi perlindungan kepada WNI, pemerintah melalui Kemenlu juga terus berusaha melakukan proses politik untuk menyelesaikan konflik suriah. Untuk itu pemerintah terus membuka jalur komunikasi dengan kedua belah pihak bertikai."Dalam waktu dekat saya akan bertemu pihak oposisi untuk membicarakan masalah ini," pungkasnya. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Timwas Century Kembali Gulirkan HMP
Redaktur : Tim Redaksi