5 Tanda Daerah Kewanitaan Bermasalah dan Cara Alami Mengobatinya

Rabu, 01 Maret 2023 – 02:08 WIB
Ilustrasi wanita. Foto: Laman India Times

jpnn.com, JAKARTA - WANITA memiliki mahkota yang harus selalu mereka jaga kesehatan dan kebersihannya.

Mahkota wanita tersebut adalah rambut dan juga daerah kewanitaan.

BACA JUGA: Atasi Infeksi Jamur Daerah Kewanitaan dengan Menggunakan 5 Pengobatan Alami Ini

Daerah kewanitaan setiap orang berbeda dengan yang lain dalam hal ukuran, bentuk, jenis, dan jumlah keputihan yang dikeluarkannya.

Namun, Anda harus merawat daerah kewanitaan seperti halnya merawat bagian tubuh lainnya.

BACA JUGA: Tangan dan Kaki Kering, Atasi dengan 4 Cara Alami Ini

Padahal, menjaga daerah kewanitaan harus diprioritaskan untuk mencegah penumpukan bakteri yang bisa memicu infeksi.

Sementara praktik kebersihan teratur, kebiasaan makan yang sehat, dan olahraga bermanfaat untuk menjaga kesehatan organ vital Anda, penting untuk mengetahui tanda dan gejala peringatan dari daerah kewanitaan yang tidak sehat.

BACA JUGA: Daerah Kewanitaan Bau Apek, Atasi dengan Mengonsumsi 4 Makanan Ini

Gejala-gejala ini mungkin merupakan tanda bahwa Anda tidak memberikan perhatian yang dibutuhkan daerah kewanitaan kamu.

Temukan daftarnya di bawah ini, seperti dikutip laman Pulse.ng.

1. Gatal dan kemerahan

Vulva atau daerah kewanitaan yang gatal sepanjang waktu bukanlah pertanda sehat.

Reaksi alergi terhadap sabun, sabun mandi, atau barang-barang kebersihan pribadi lainnya bisa menyebabkan kekeringan yang berlebihan, sehingga menimbulkan rasa gatal.

Seiring dengan masalah ini, infeksi seperti infeksi jamur, infeksi menular seksual (IMS), atau vaginosis bakteri, suatu kondisi di mana bakteri biasa di daerah kewanitaan menjadi tidak seimbang juga bisa menjadi faktor penyebabnya.

2. Sensasi terbakar

Mengalami sensasi terbakar pada daerah kewanitaan bukanlah hal yang wajar, tetapi relatif merupakan keluhan yang umum dialami oleh sebagian besar wanita.

Kadang-kadang bisa mengindikasikan dehidrasi, tetapi juga disebabkan oleh penyakit seperti infeksi jamur, infeksi bakteri, IMS, dan infeksi saluran kemih (ISK).

Sesekali mengalaminya tidak apa-apa, tetapi jika itu adalah urusan sehari-hari, sebaiknya periksakan ke dokter untuk mengetahui penyebab penyakit yang tepat.

3. Keputihan tidak teratur

Jumlah keputihan berbeda dari wanita ke wanita. Kotoran yang khas biasanya bersih dan seperti susu dan tidak menghasilkan bau yang tidak sedap.

Meskipun fluktuasi keputihan adalah hal yang umum dan bukan merupakan tanda dari kondisi yang mendasarinya, hal ini bisa berubah selama masa menstruasi, aktivitas seksual, atau metode kebersihan tertentu seperti douching.

Namun, jika ini berlanjut dalam waktu lama, itu bisa menjadi indikasi infeksi jamur, PCOS (Polycystic Ovarian Syndrome), serta masalah kesuburan.

4. Bau tidak sedap

Daerah kewanitaan tidak seharusnya berbau seperti mawar juga tidak seharusnya berbau busuk atau tidak enak.

Bau sehat daerah kewanitaan Anda sedikit funky dan baunya bisa berubah seiring dengan siklus ovulasi kita.

Jadi tidak perlu malu, tetapi penting untuk memperhatikan perubahannya.

Bau daerah kewanitaan yang tidak sedap mungkin mengindikasikan ketidakseimbangan tingkat pH atau infeksi seperti IMS dan vaginosis bakteri.

Cara alami yang tepat untuk megatasinya adalah dengan mandi secara teratur dan tetap terhidrasi.

5. Perubahan warna, bau, atau jumlah keputihan

Keputihan Anda normal jika berwarna seperti susu, bening, atau putih pudar.

Selama siklus menstruasi dan waktu aktivitas seksual, mungkin sedikit berfluktuasi.

Namun, jika warna keputihan berwarna kuning tua, hijau, coklat, atau abu-abu, itu mungkin merupakan gejala dari kondisi yang lebih serius.

Ketidakseimbangan atau pergeseran keputihan yang tidak teratur bisa menjadi tanda IMS, seperti klamidia, gonore, perubahan hormonal, atau stres.(fny/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fany Elisa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler