jpnn.com, JAKARTA - Kasus Brigadir J yang tewas seusai baku tembak dengan Bharada E di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7) jadi sorotan publik.
Brigadir J merupakan ajudan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo. Dia juga sopir pribadi Putri Ferdy Sambo, istri Irjen Ferdy Sambo.
BACA JUGA: Istri Ferdy Sambo Teriak Picu Baku Tembak, Kejanggalan Besar, Terbaru soal Senjata
Adapun Bharada E sendiri merupakan anggota Brimob yang diperbantukan untuk menjadi ajudan Kadiv Propam Polri.
Insiden penembakan itu terjadi di kediaman Irjen Ferdy Sambo.
BACA JUGA: Baku Tembak Dipicu Istri Ferdy Sambo Teriak, nih Pernyataan Mahfud MD, Jangan Kaget ya
Kasus polisi tembak polisi ditanggapi sejumlah tokoh penting di Indonesia, berikut daftarnya:
1. Instruksi Presiden Joko Widodo Tegas
Presiden Jokowi berharap kasus itu bisa diselesaikan secara tuntas.
BACA JUGA: 4 Pengakuan Jenderal soal Baku Tembak di Rumah Ferdy Sambo, Daftar Kejanggalan Kian Tebal
"Ya, proses hukum harus dilakukan," kata Jokowi secara singkat di sela kunjungan kerjanya di Subang, Jawa Barat, Selasa (12/7).
2. Mahfud MD Menilai Ada Banyak Kejanggalan
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menilai banyak kejanggalan dalam insiden yang mencoreng nama baik Polri itu.
"Kasus itu memang tak bisa dibiarkan mengalir begitu saja karena banyak kejanggalan yang muncul pada penanganan maupun penjelasan Polri sendiri yang tidak jelas hubungan antara sebab dan akibat setiap rantai peristiwanya," kata Mahfud dikutip dalam akunnya di Instagram @mohmahfudmd yang dipantau di Jakarta, Rabu (13/7).
3. Kapolri Membentuk Tim Khusus
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo turut mengambil sikap dalam penyelesaian kasus tersebut.
Jenderal Listyo membentuk tim gabungan guna mengusut tuntas kasus tersebut.
Jenderal bintang empat itu bahkan telah membentuk tim gabungan khusus yang dipimpin Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono bersama Irwasum, Kabareskrim, Kabaintelkam, Asisten Kapolri Bidang SDM, melibatkan fungsi dari Provost, dan Paminal.
Tim ini bahkan akan melibatkan mitra eksternal Polri, yakni Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).
"Kami yakinkan bahwa kami institusi Polri akan melakukan semua proses ini secara objektif, transparan, dan akuntabel," kata Listyo di Mabes Polri, Selasa (12/7).
4. Ketua MPR RI Bamsoet Ikut Prihatin
Ketua MPR Bambang Soesatyo atau Bamsoet mengatakan kasus itu harus diselesaikan secara tuntas. Sebab, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memberikan atensi di kasus tersebut.
"Saya prihatin atas peristiwa yang menjadi atensi dari banyak pihak dan secara khusus berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memberikan atensi," kata politikus Partai Golkar itu dalam siaran persnya, Rabu (13/7).
5. Ketua Komisi III DPR RI Sebut Janggalnya Ampun-ampunan
Ketua Komisi III DPR RI Bambang Wuryanto menilai ada kejanggalan dalam kasus tersebut.
Pria yang akrab disapa Bambang Pacul itu menyebut dua anggota Polri yang terlibat aksi saling tembak sudah menjadi kejanggalan yang besar.
"Bagaimana ceritanya itu? Janggalnya ampun-ampunan. Kalau kau sama aku berkelahi biasa itu, orang sipil tersinggung, tetapi kalau antaraparat, itu serius. Pasti janggal," kata Bambang Wuryanto saat konferensi pers di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (12/7). (cr1/jpnn)
Redaktur : Soetomo Samsu
Reporter : Dean Pahrevi