5 Ton Benih Ikan Mati di Danau Maninjau

Jumat, 03 Maret 2023 – 20:59 WIB
Kondisi Danau Maninjau saat ini yang dilanda angin kencang mengakibatkan lima ton benih ikan mati. (antara)

jpnn.com - LUBUKBASUNG - Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat, menyatakan sekitar lima ton benih ikan mati di Danau Maninjau.

Benih ikan itu mati akibat kekurangan oksigen setelah angin kencang melanda daerah itu sejak Senin (27/2).

BACA JUGA: Parah, Jeroan Hewan Kurban Bikin Ribuan Ikan Mati

"Kematian ikan itu tersebar di beberapa petak keramba jaring apung dengan ukuran benih empat sampai enam sentimeter," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Agam Rosva Deswira di Lubukbasung, Jumat (3/3).

Menurutnya, tingginya mortalitas atau kematian benih ikan dalam keramba jaring apung tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor alam atau lingkungan dan faktor benih itu sendiri.

BACA JUGA: 1.764 Ton Ikan Mati di Danau Maninjau, Kerugian Petani Mencapai Rp 35,28 Miliar

Faktor alam atau lingkungan terutama akibat kualitas air danau yang sudah makin memburuk yang ditandai dengan warna air yang selalu hijau dan masih seringnya terjadi badai di sekitar danau yang menyebabkan terjadinya pembalikan massa air atau upwelling.

Pada kondisi seperti itu, katanya, sedimen kotoran ikan dan sisa pakan ikan yang tinggi kandungan amonianya naik ke permukaan.

BACA JUGA: Danau Maninjau Tercemar Akibat Kematian Massal Ikan

Faktor benih, antara lain, kualitas induk atau benih ikan yang mulai menurun, karena mayoritas induk ikan yang digunakan sudah bukan induk unggul lagi.

"Ini berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan penyuluh perikanan Kecamatan Tanjungraya, Bidang Budidaya dan Perikanan Tangkap pada Kamis (2/3)," katanya.

Dia mengimbau pembudi daya ikan sudah saatnya melakukan aktivitas budi daya ikan di keramba jaring apung dengan memperhatikan daya dukung danau, yakni mengurangi padat tebar dan memberikan pakan ikan dengan jumlah yang sesuai kebutuhan ikan.

Terpenting adalah secara perlahan-lahan mulai mengurangi jumlah keramba jaring apung, sehingga mencapai batas maksimal yang diperbolehkan, bukan malah menambahnya.

Terkait dengan faktor menurunnya kualitas induk atau benih ikan, secara bertahap sedang mengupayakan solusinya melalui pembinaan penerapan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) dan penyediaan calon induk ikan unggul dari APBD dan APBN.

"Ini program kami ke depan, agar bibit yang dihasilkan menjadi unggul," katanya.

Sebelumnya, dia telah menginstruksikan jajarannya melakukan pemantauan ke Danau Maninjau dalam mewaspadai cuaca ekstrem.

Selain itu, hal ini juga dalam menindaklanjuti adanya simpang siur berita kematian ikan di keramba jaring apung pada Selasa (28/2), telah menimbulkan polemik pada beberapa kalangan masyarakat.

Hasil pemantauan di lapangan dan koordinasi dengan Pemerintahan Nagari Koto Kaciak, Bayua, Maninjau dan Tanjung Sani, sampai kondisi Kamis (2/3), diperoleh hasil bahwa fakta di lapangan tidak sebesar informasi yang beredar dan tidak ada kematian ikan secara massal.

Di Danau Maninjau, tambahnya, tidak terdapat bangkai ikan yang menumpuk-numpuk sebagaimana informasi yang beredar.

"Aroma udara sepanjang perjalanan dalam melakukan monitoring juga normal, tidak tercium aroma bangkai, busuk atau amis," katanya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler