jpnn.com, BOGOR - 5.000 dari 100.000 balita di Kota Bogor, Jawa Barat, tercatat masih stunting atau gagal tumbuh. Meski angka ini berada di bawah ambang batas Kementerian Kesehatan, yakni 30 persen, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor yang memiliki misi mewujudkan Kota Sehat terus berupaya menurunkan angka stunting.
Upaya penurunan dan pencegahan stunting diwujudkan dengan dikukuhkannya Bunda Peduli Stunting Sari Devianti Andayana atau yang biasa dipanggil Yantie Rachim, selaku Istri Wakil Wali Kota Dedie A Rachim.
BACA JUGA: Cegah Stunting dengan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi
“Tanggung jawab semakin besar karena saya tidak hanya sekadar peduli tapi harus langsung bergerak,” ujar Yantie Rachim, di Paseban Sri Bima, Balai Kota.
Yanti mengatakan, dirinya sudah memiliki tim yang bisa digerakkan untuk memulai pencegahan dan penurunan stunting.
BACA JUGA: Gubernur Ganjar: Kades Boleh Gunakan Dana Desa untuk Mencegah Stunting
Ia dan tim akan turun langsung ke lapangan mengedukasi masyarakat, terutama ibu-ibu untuk peduli dengan asupan gizi anak-anaknya.
“Terjadinya stunting mungkin karena ketidaktahuan ibu dalam memberikan gizi makanan seimbang kepada anaknya. Terutama gizi bagi anak perempuan yang kelak akan menjadi ibu,” jelasnya.
Ia optimistis akan bisa menurunkan angka stunting di Kota Bogor. Mengingat pada 2017 lalu angka stunting di Kota Bogor ada di angka 27 persen yang kemudian turun menjadi 5 persen di 2018.
Pasalnya, tim bunda peduli stunting ini akan lebih giat, fokus dan tepat sasaran dalam penyuluhan dan pembinaan ke masyarakat. “Tentunya kami akan dibantu dinas terkait dan tokoh masyarakat,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Rubaeah mengatakan, angka stunting 5 persen di 2018 ini didapat dari hasil Bulan Penimbangan Balita (BPB) dengan sasaran 100.000 balita di Kota Bogor.
Stunting ini merupakan permasalahan kurang gizi pada balita yang membuat bayi pendek. Alias umur balita dibandingkan dengan tinggi badannya tidak sesuai. “Istilahnya bayi pendek karena perkembangan gizinya kurang maksimal,” katanya.
Ia menambahkan, stunting ini bisa dicegah sejak usia Remaja, Calon Pengantin, Ibu Hamil dan Balita dengan memberikan edukasi memperbaiki cakupan gizi.
“Kami punya inovasi Tanggap Leungitkeun Stunting (Talas) yang diterapkan di seluruh Posyandu Kota Bogor untuk mengecek gizi ibu hamil dan balita,” pungkasnya. (wil/b)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti