58 Orang Tewas Saat Salat Jumat, ISIS dengan Bangga Mengaku Bertanggung Jawab

Sabtu, 05 Maret 2022 – 18:28 WIB
Suasana setelah ledakan bom di dalam masjid saat salat Jumat di Peshawar, Pakistan, 4 Maret 2022. (ANTARA/Reuters/Fayaz Aziz/as)

jpnn.com, PESHAWAR - Bom bunuh diri meledak saat ratusan orang tengah menunaikan ibadah salat Jumat di salah satu masjid Syiah di Peshawar, Pakistan kemarin, Jumat (4/3).

Aksi biadab itu menewaskan sedikitnya 58 orang dan melukai hampir 200 lainnya.

BACA JUGA: 5 Staf PBB di Yaman Hilang, Ulah ISIS, Al Qaeda atau Houthi?

Dalam sebuah pernyataan, ISIS mengaku bertanggung jawab atas insiden tersebut, salah satu serangan terbesar yang dilakukan kelompok milisi itu di Pakistan.

Seorang pria bersenjata tiba di dekat masjid itu dengan mengendarai sepeda motor. Dia menembak ketika dihentikan oleh polisi, lalu menerobos masuk ke dalam masjid yang dipenuhi jemaah dan meledakkan rompi bunuh diri, kata pejabat senior kepolisian Haroon Rasheed.

BACA JUGA: Anggota ISIS Masuk RS Militer Afghanistan, Terdengar Ledakan dan Tembakan

Dia mengatakan sang pelaku awalnya menembak sejumlah polisi yang menjaga gerbang masjid dan menewaskan salah satunya.

"Pria bersenjata itu masuk ke masjid dan mulai menembaki jemaah dan akhirnya meledakkan dirinya sendiri," kata Rasheed.

BACA JUGA: ISIS Pasang Bom di Restoran yang Sajikan Daging Babi, Banjir Darah

Polisi sebelumnya mengatakan ada dua pria di atas sepeda motor itu.

Insiden tersebut menjadi salah satu serangan paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir terhadap minoritas Muslim Syiah, yang telah lama menjadi target kelompok-kelompok milisi, termasuk ISIS dan Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) atau "Taliban Pakistan".

Kepada Reuters, Taliban Pakistan mengaku bukan pelaku serangan itu. Banyak dari korban luka-luka berada dalam kondisi kritis, kata pejabat Rumah Sakit Lady Reading yang berada di dekat lokasi kejadian.

Sardar Hussain, yang kehilangan tiga kerabatnya dalam peristiwa itu, mengatakan masjid tersebut adalah satu-satunya tempat ibadah komunitas Syiah di kota tua Peshawar.

Serangan oleh milisi-milisi pemberontak terjadi hampir setiap hari di Pakistan sebelum militer melakukan tindakan keras kepada mereka pada 2014.

"Kepanikan menyebar di kalangan jemaah ketika penembakan dimulai. Saya lari menyelamatkan diri," kata seorang pria yang tak mau menyebut namanya kepada Reuters di sebuah RS tempat dia dirawat karena luka-luka.

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengutuk pengeboman itu, menurut kantornya.

Serangan tersebut terjadi saat tim kriket Australia tengah melakukan tur di Pakistan dan tinggal di Islamabad, 140 km dari Peshawar.

Pakistan akhir-akhir ini kembali menjadi tuan rumah bagi tim-tim internasional. Sebelumnya, acara-acara internasional dipindahkan ke Uni Emirat Arab karena masalah keamanan.

Menyusul insiden itu, pelatih kriket Australia Andrew McDonald mengatakan timnya di Pakistan akan dikawal oleh petugas keamanan. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler