jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 59 persen responden menyatakan paylater membantu mereka mengatur cash flow.
Hal itu terungkap dari survei yang dilakukan Katadata Insight Center (KIC) yang bekerja sama dengan OVO Finansial dengan judul "Persepsi dan Motif Penggunaan paylater pada Gen Z dan Milenial".
BACA JUGA: Makin Mudah Beli Produk ERHAStore dengan Indodana PayLater
Laporan itu menggarisbawahi Gen Z dan Milenial mengandalkan paylater untuk mengatur keuangan.
“Paylater dianggap membantu untuk mengalokasikan dan mencatat pengeluaran mereka setiap bulan,” kata Direktur Riset KIC Gundy Cahyadi dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Kamis (20/12).
BACA JUGA: Fasdana, Solusi Pembiayaan Impor dengan Sistem Paylater
Laporan yang sama menunjukkan 48 persen responden menggunakan paylater untuk kebutuhan rutin, termasuk kebutuhan rumah tangga.
Selain itu, paylater mendapatkan respons yang positif, di mana 2 dari 3 pengguna merasa nyaman menggunakan layanan ini, serta menganggapnya bermanfaat dan positif.
Secara terperinci, paylater dianggap bermanfaat karena proses aplikasi yang sederhana dan cepat (63,1 persen), penyedia layanan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (61,4 persen), serta bisa dipakai untuk berbagai kebutuhan (52,2 persen).
Survei KIC turut mengungkap paylater saat ini telah menjadi alternatif pembiayaan bagi Gen Z dan milenial, terutama jika kondisi keuangan sedang mendesak.
Sebagai gambaran, saat ini sekitar 51,9 persen responden mengaku memiliki keterbatasan dalam urusan keuangan. Di saat yang sama, sebanyak 48,1 persen responden menyatakan keuangannya sehat.
Secara mendetail, KIC lewat surveinya melakukan perbandingan ke mana pengguna paylater mencari pendanaan dalam kondisi mendesak, terutama pada era sebelum dan sesudah pembiayaan online.
Hasilnya, Gen Z dan milenial yang semula merelakan tabungannya, atau meminjam ke orang lain, kini telah beralih ke paylater jika membutuhkan bantuan keuangan karena kondisi mendesak.
Berdasarkan survei, setelah era pembiayaan online, persentase Gen Z dan milenial yang meminta bantuan ke teman/keluarga menurun dari 43,9 persen menjadi 23,2 persen.
Demikian pula untuk persentase masyarakat yang memakai tabungan sebesar 26 persen dari sebelumnya 44,6 persen.
Bahkan, survei yang sama menemukan bahwa 66,7 persen Gen Z dan milenial telah menjadi pengguna paylater setelah era pembiayaan online.
Presiden Direktur OVO Finansial, Riady Nata mengungkapkan melihat sentimen positif dari masyarakat terhadap tren paylater, OVO Finansial turut meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia melalui fitur OVO | PayLater.
Riady menambahkan, OVO | PayLater, yang telah hadir sebagai opsi pembayaran baru di aplikasi Grab, menawarkan berbagai manfaat bagi pengguna, salah satunya fleksibilitas dalam pembayaran kebutuhan bulanan.
"Dengan OVO | PayLater, pengguna Grab dapat menikmati berbagai layanan kebutuhan harian dengan lebih mudah dan fleksibel, seperti GrabFood, GrabCar, GrabBike, GrabMart, GrabExpress, dan Dine Out Deals," jelas Riady.
OVO Finansial menyediakan akses layanan OVO | PayLater yang lebih luas untuk pengguna aplikasi Grab dengan melakukan penilaian kelayakan kredit sejalan dengan prinsip kehati-hatian yang mencakup perilaku keuangan dan kemampuan untuk membayar.
OVO | PayLater saat ini bisa diaktivasi sebagai salah satu metode pembayaran di aplikasi Grab dan bebas biaya layanan untuk pengguna baru, serta menawarkan berbagai promo menarik untuk kegiatan akhir tahun.
Riset KIC bersama OVO Finansial ini melibatkan 2.153 responden pengguna paylater berusia 21–42 tahun dari 10 kota terpilih di Indonesia.
Data dikumpulkan pada pertengahan 2024 menggunakan metode purposive sampling.(mcr10
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul