6 Fakta Sniper Paling Menakutkan di Dunia, Ada Soal Wanita

Jumat, 11 Maret 2022 – 11:19 WIB
Wali, salah satu sniper paling menakutkan di dunia menanggapi panggilan Presiden Volodymyr Zelensky untuk bergabung dengan tentara Ukraina. Foto: Olivier Jean/La Presse

jpnn.com, JAKARTA - Pers di Ukraina ramai-ramai memberitakan kedatangan Wali, seorang penembak jitu atau sniper yang berasal dari Kanada, Rabu (9/3).

Wali, yang konon berusia 40 itu merupakan sniper paling menakutkan di dunia.

BACA JUGA: TNI Siagakan Pesawat, Pantau Sniper Asing di Sekitar Area Pelantikan Jokowi - Maruf

Berikut sejumlah fakta tentang Wali yang dirangkum JPNN.com dari La Presse, Marca, dan CBC News.

1. Fenomenal

Wali salah satu fenomena di dunia, khususnya di kalangan para penembak jitu.

BACA JUGA: Moeldoko: Ada Senjata Sniper untuk Aksi 22 Mei

Wali adalah mantan anggota Royal 22e Regiment, pasukan infanteri angkatan darat Kanada.

Dia juga pernah menjadi bagian dari unit pasukan khusus Kanada (JTF-2).

BACA JUGA: Sniper Paling Menakutkan di Dunia Tiba di Ukraina, Ganteng, Tetapi Rekornya Ngeri

Julukan Wali dia dapatkan setelah membunuh lusinan musuhnya di Afghanistan pada 2009 dan 2011.

Pada 2015, Wali dikabarkan pergi ke Irak sendirian untuk memerangi ISIS.

2. Legendaris

Wali tak mau nama aslinya terungkap, tetapi dia tidak takut menunjukkan wajahnya yang terbilang ganteng itu ke media.

Dia begitu terkenal di dunia Barat lantaran memiliki rekor yang mengerikan dalam keahliannya.

Wali adalah anggota dari kelompok sniper dengan rekor pembunuhan jarak jauh, yakni 3.540 meter.

Seorang sniper berlabel 'good' cenderung mendapatkan sekitar 5-6 pembunuhan per hari.

Sniper yang mendapat status 'great' di kalangannya, membunuh target antara 7-10 orang per hari. Itu sudah bisa masuk daftar kelompok elite penembak jitu di dunia.

Wali? Sumber menyebutkan saat produktif dia menyudahi 40 orang musuhnya per hari.

3. Sederhana

Sama seperti karakter kebanyakan sniper lainnya, Wali sosok yang sederhana, tenang, tetapi penuh kepastian.

Sampai saat ini identitas Wali tetap anonim.

Dalam sebuah wawancara, Wali mengungkap alasannya bersedia menjadi sukarelawan demi membebaskan Ukraina dari invasi Rusia.

Wali mengatakan hanya berniat untuk membantu Ukraina.

"Mereka sangat senang memiliki kami. Saya ingin membantu. Sesederhana itu. Saya harus membantu karena ada orang di sini dibombardir hanya karena mereka ingin menjadi orang Eropa dan bukan orang Rusia," katanya.

4. Komputer

Selain sebagai penembak jitu, Wali juga ahli komputer.

"Seminggu yang lalu saya masih memprogram (komputer). Sekarang, saya mengambil peralatan saya di gudang untuk membunuh orang sungguhan.

5. Istri Wali

Wali mengaku keputusannya untuk pergi ke Ukraina sempat ditentang istrinya.

"Istri saya menentang ide ini, dan itu adalah bagian tersulit dari mengambil keputusan. Anda bisa membayangkan apa yang dia katakan dan bagaimana dia berpikir," ujarnya.

Dia meninggalkan istri dan bayinya yang akan merayakan ulang tahun pertama minggu depan.

"Saya tahu, itu (keputusan) mengerikan. Namun, di kepala saya, ketika saya melihat gambar kehancuran di Ukraina, saya melihat anak saya dalam bahaya dan menderita," katanya.

"Saya ke Ukraina karena alasan kemanusiaan,” imbuhnya.

Istrinya enggan melepaskan Wali. Perasaan sang istri tak menentu.

Dia bertemu Wali tak lama setelah pria yang dicintainya itu pulang dari Irak pada 2015. "Saya tahu berada di 'kapal' dengan seorang pria istimewa ketika bertemu dengannya. Saya selalu tahu bahwa ada kemungkinan dia akan pergi lagi dan kami harus menjalaninya," kata istri Wali.

6. Target

Wali segera mengemasi tas setelah dihubungi seorang temannya yang mengorganisir sukarelawan kemanusiaan untuk Ukraina.

Dia tidak membawa banyak barang, hanya masker gas, setelan ghillie (kamuflase yang biasanya digunakan oleh para sniper), teropong, dan jaket tempur kesayangannya yang dia gunakan saat di Afghanistan.

"Saya yakin mereka akan memberi kami senjata," tutur Wali.

Dia tahu Ukraina akan berbeda dengan Afghanistan dan Irak.

"Ini adalah perang gerakan, lebih konvensional, sangat mekanis, di mana masing-masing pihak memiliki seragam yang sangat bisa dikenali," katanya.

"Doktrin militer Rusia melibatkan penggunaan meriam dan artileri secara ekstensif. Mereka meratakan tanah dengan bom sebelum membawa infanteri. Saya harus memoles lagi pengetahuan saya tentang cara menembak jatuh helikopter atau tank," imbuhnya.

Wali menyadari akan mengalami hari-hari yang berat setelah memutuskan membantu Ukraina melawan invasi Rusia.

"Itu bukan hal yang ringan melawan tentara Rusia. Namun, saya tidak bisa membiarkan invasi habis-habisan terjadi di depan mata," ujar Wali. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler