6 Juta Masker yang Dipesan untuk Tenaga Medis Raib

Selasa, 24 Maret 2020 – 21:19 WIB
Karyawan pabrik masker di Changyuan, Provinsi Henan, memeriksa hasil pekerjaannya di tengah tingginya permintaan masker di China selama berjangkitnya wabah COVID-19. Foto: ANTARA/HO-ChinaDaily/mii

jpnn.com - Otoritas Jerman tengah melacak sekitar enam juta masker yang mereka pesan dan ternyata raib.

"Pihak berwenang berusaha mencari tahu apa yang terjadi," kata seorang juru bicara kementerian pertahanan, membenarkan sebuah laporan yang pertama kali diterbitkan oleh Spiegel Online.

BACA JUGA: Bupati Karawang Positif Corona, Cellica: Jujur Saya tak Alami Gejala Apa pun

Masker FFP2, dipesan oleh otoritas bea cukai Jerman. Mereka dan kantor pengadaan angkatan bersenjata telah membantu kementerian kesehatan untuk mendapatkan alat pelindung yang sangat dibutuhkan untuk tenaga medis itu.

Pengiriman itu dijadwalkan tiba di Jerman pada 20 Maret tetapi tidak pernah tiba, setelah menghilang pada akhir pekan lalu di bandara Kenya. Tidak jelas mengapa masker itu, yang diproduksi oleh perusahaan Jerman, berada di Kenya.

BACA JUGA: Duh! Corona Bikin Ratusan Triliun Dana Asing Kabur dari Indonesia

"Apa yang sebenarnya terjadi, apakah ini masalah pencurian atau pemasok yang tidak serius, sedang diselidiki oleh bea cukai," kata sumber pemerintah.

Kementerian kesehatan Kenya menolak memberikan komentar dan juru bicara Otoritas Bandara Kenya (KAA) mengatakan perusahaan itu masih mengkaji situasi.

BACA JUGA: Jokowi Berharap RS Darurat Corona di Kemayoran Sepi

Spiegel Online melaporkan bahwa Jerman telah melaporkan pesanan senilai 241 juta euro kepada pemasok untuk peralatan pelindung dan sanitasi guna mengatasi virus corona.

Juru bicara kementerian pertahanan mengatakan tidak ada dampak finansial dari hilangnya masker, karena tidak ada uang yang dibayarkan.

Jerman sedang mempersiapkan rumah sakit dan petugas kesehatannya untuk peningkatan besar dalam jumlah pasien yang terinfeksi virus corona.

Negara itu memiliki 27.436 kasus virus corona yang dikonfirmasi dan 114 orang telah meninggal, kata Institut Robert Koch untuk penyakit menular. (Reuters/ant/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler