NGABANG - 60 orang siswa SMP Negeri 1 Jelimpo Kecamatan Jelimpo, Pontianak Rabu (24/4) kesurupan. Otomatis Ujian Nasional (Unas) yang sedang dilaksanakan, terpaksa dihentikan.
Kepada wartawan Kepala SMPN 1 Jelimpo Rapinas, mengatakan kejadian tersebut bukanlah kejadian pertama kali yang dialami siswa. Namun, kejadian kali ini tergolong sangat luar biasa, yang terkena kesurupan ada 60 siswa dan masih dalam susana keadaan Unas.
"Kejadian awal itu dimulai malam sebelumnya, sekitar pukul 21.00 wib ada 12 orang kesurupan. Kemudian berlanjut dengan jam 07.00 awalnya 5 siswi kesurupan, hingga kejadian ini merembet sampai pukul 14.00," ujarnya.
Terkait dengan kondisi ini, pihak sekolah sudah melaporkan kejadian ini ke Kadisdik juga melaporkan kepada Bupati Landak.
"Pihak sekolah sudah melakukan berbagai upaya di antaranya memanggil beberapa paranormal yang ada di daerah ini, tetapi kejadian tersebut juga tidak dapat dicegah," katanya.
Memang kawasan yang sekarang ini di tempati oleh Gedung SMPN 1 Jelimpo dulunya merupakan komplek kuburan tua. Saat penggusuran dulu, kata Rapinas, kuburan tersebut memang masih ada. Bahkan sekarang di luar komplek sekolah di depan sekolah dan lapangan bola juga masih terdapat kuburan yang masih utuh. "Kesurupan selalu menimpa siswa, tetapi tidak separah sekarang ini," jelasnya.
Dikatakannya, tidak semua siswa yang mengikuti Unas diinapkan di sekolah. Hanya siswa yang berasal dari sekolah yang jauh yang diinapkan di sekolah. Tujuannya agar siswa dapat lebih konsen melakukan persiapan ujian yang dijalaninya.
Dengan kejadian ini, pihak sekolah segera melakukan kordinasi dengan berbagai pihak mula dari pengawas, pihak kepolisian, dan pihak lainnya.
Mendengarkan kejadian tersebut, tidak hanya Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Landak Aspansius, yang mendatangi sekolah tersebut tetapi Juga Kapolres Landak serta Bupati Landak juga turun langsung melihat kejadian ini.
"Terkait dengan kondisi ini dan sebagian besar anak-anak kita ini adalah kesurupan dan akan kita tunggu sampai kapan dia pulih. Karena ini ujian utama maka bisa di buatkan ujian susulan," ungkap Aspansius.
Selain Bupati Landak Andrianus memerintahkan pihak sekolah untuk membuat berita acara agar untuk mata ujian Matematika yang seharusnya dilaksanakan kemarin, maka terpaksa harus menjadi mata ujian susulan.
Kepala Dinas Pendidikan Landak, Aspansius mengatakan kasus kesurupan tersebut bukan merupakan unsur kesengajaan, tapi murni musibah. Sementara itu kesaksian dari salah satu siswa SMPN 1 Jelimpo, Ismawati, tetapi mengaku bernama Maya dan minta dipulangkan ke rumahnya, tepat di dalam ruangan Perpustakaan sekolah. Maya adalah nama roh yang menyasar masuk ke raga Ismawati. (wan)
Kepada wartawan Kepala SMPN 1 Jelimpo Rapinas, mengatakan kejadian tersebut bukanlah kejadian pertama kali yang dialami siswa. Namun, kejadian kali ini tergolong sangat luar biasa, yang terkena kesurupan ada 60 siswa dan masih dalam susana keadaan Unas.
"Kejadian awal itu dimulai malam sebelumnya, sekitar pukul 21.00 wib ada 12 orang kesurupan. Kemudian berlanjut dengan jam 07.00 awalnya 5 siswi kesurupan, hingga kejadian ini merembet sampai pukul 14.00," ujarnya.
Terkait dengan kondisi ini, pihak sekolah sudah melaporkan kejadian ini ke Kadisdik juga melaporkan kepada Bupati Landak.
"Pihak sekolah sudah melakukan berbagai upaya di antaranya memanggil beberapa paranormal yang ada di daerah ini, tetapi kejadian tersebut juga tidak dapat dicegah," katanya.
Memang kawasan yang sekarang ini di tempati oleh Gedung SMPN 1 Jelimpo dulunya merupakan komplek kuburan tua. Saat penggusuran dulu, kata Rapinas, kuburan tersebut memang masih ada. Bahkan sekarang di luar komplek sekolah di depan sekolah dan lapangan bola juga masih terdapat kuburan yang masih utuh. "Kesurupan selalu menimpa siswa, tetapi tidak separah sekarang ini," jelasnya.
Dikatakannya, tidak semua siswa yang mengikuti Unas diinapkan di sekolah. Hanya siswa yang berasal dari sekolah yang jauh yang diinapkan di sekolah. Tujuannya agar siswa dapat lebih konsen melakukan persiapan ujian yang dijalaninya.
Dengan kejadian ini, pihak sekolah segera melakukan kordinasi dengan berbagai pihak mula dari pengawas, pihak kepolisian, dan pihak lainnya.
Mendengarkan kejadian tersebut, tidak hanya Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Landak Aspansius, yang mendatangi sekolah tersebut tetapi Juga Kapolres Landak serta Bupati Landak juga turun langsung melihat kejadian ini.
"Terkait dengan kondisi ini dan sebagian besar anak-anak kita ini adalah kesurupan dan akan kita tunggu sampai kapan dia pulih. Karena ini ujian utama maka bisa di buatkan ujian susulan," ungkap Aspansius.
Selain Bupati Landak Andrianus memerintahkan pihak sekolah untuk membuat berita acara agar untuk mata ujian Matematika yang seharusnya dilaksanakan kemarin, maka terpaksa harus menjadi mata ujian susulan.
Kepala Dinas Pendidikan Landak, Aspansius mengatakan kasus kesurupan tersebut bukan merupakan unsur kesengajaan, tapi murni musibah. Sementara itu kesaksian dari salah satu siswa SMPN 1 Jelimpo, Ismawati, tetapi mengaku bernama Maya dan minta dipulangkan ke rumahnya, tepat di dalam ruangan Perpustakaan sekolah. Maya adalah nama roh yang menyasar masuk ke raga Ismawati. (wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Enam Jam Dibiarkan Tanpa Penanganan Dokter
Redaktur : Tim Redaksi