62 Homestay dan 71 CBT Bersaing Menjadi yang Terbaik

Sabtu, 09 September 2017 – 15:00 WIB
Menteri Pariwisata, Arief Yahya. Foto: Kemenpar for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Satu lagi terobosan cerdas dikeluarkan Menpar Arief Yahya. Sebanyak 62 homestay terbaik di 12 provinsi dikumpulkan. Begitu juga dengan 71 CBT (Community Based Tourism).

Semuanya diamati. Semua dinilai. Yang terbaik, akan diumumkan 29 September 2017 di Jakarta pada peringatan Hari Pariwisata Dunia 27 September 2017.

BACA JUGA: Perkuat MICE, Kemenpar Gelar Sosialisasi INACEB di Surabaya

“Saat ini proses penilaian masih berlangsung. Proses penilaian dilakukan Agustus 2017 hingga pertengahan September 2017. Hingga saat ini sudah ada 21 homestay dan 12 CBT yang dinilai di 10 provinsi seperti Jawa Timur, NTT, Maluku, Sumsel, Jambi, Bangka Belitung, Jabar, Bali, Yogyakarta dan Sumatera Barat,” ujar Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Dadang Rizki Ratman yang didampingi Asisten Deputi Tata Kelola Destinasi dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenpar Oneng Setya Harini di Jakarta, Kamis (7/9).

Detailnya ikut dijelaskan Oneng. Dari paparannya, keberadaan homestay dan CBT atau pengelolaan pariwisata berbasis masyarakat sangat berpengaruh terhadap kemajuan pariwisata di destinasi wisata sekitarnya. Karenanya, apresiasi pun dianggap sangat penting.

BACA JUGA: Resmi Dibuka, F8 Siap Pukau Wisatawan Sepanjang Pekan

Kriterianya sudah jelas. Yang pertama terkait produknya. Setelah itu pelayanan dan pengelolaannya. Ketiga aspek tersebut kemudian dijabarkan dalam 12 kriteria dan 37 sub-kriteria penilaian. Goalnya, mendapatkan hasil penilaian yang detail dan berkualitas.

“Dewan jurinya terpilih dari para stakeholder pariwisata. Para juri tidak hanya memberi penilaian tapi juga memberi bimbingan dan penyuluhan terkait pengelolaan homestay yang baik menurut standar global,” ujar Oneng.

BACA JUGA: Garuda Indonesia Resmi Terbangi Rute Jakarta-Banyuwangi

Tidak hanya bentuk fisik dan kelengkapan homestay yang dinilai, para dewan juri juga memberikan masukan terkait pengelolan homestay yang baik. "Kita lihat apa pengelolaan sudah berwawasan lingkungan atau belum, dari penggunaan peralatan hingga ke pembuangan limbah rumah tangganya," ujarnya.

Salah seorang dewan juri, Tri Wibowo menambahkan, banyak unsur yang dinilai untuk menetapkan homestay yang ideal. "Karenanya promosi dan pemasarannya juga kita nilai. Apakah sudah ada kerjasama degan biro perjalanan, hingga yang sudah menyentuh go digital atau belum?," ujar Tri Wibowo yang mewakili dewan juri dari unsur media.

Tri Wibowo juga menceritakan pengalamannya saat juri turun ke lapangan menilai homestay. Selain melakukan penilaian, para juri juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat, bagaimana dan unsur apa saja untuk membuat homestay yang baik berstandar global.

“Bimbingan dan penyuluhan ini sangat penting selain tugas utama sebagai juri, ada masukan untuk masyarakat desa agar menjadikan homestay dan CBT -nya terbaik. Ini tugas tambahan juri agar tujuan pemberdayaan masyarakat tersampaikan,” ucap Bowo sapaan akrab Tri Wibowo.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik apresiasi yang diberikan untuk pengelola homestay dan CBT. Menurutnya, di era serba digital, industri pariwisata harus mengikuti perkembangan. Termasuk soal pengelolaan homestay, yang diharapkan kelak bisa menjadi yang terbaik di dunia.

"Dengan perkembangan homestay desa wisata yang terus menggeliat. Homestay memang menjadi prioritas utama Kemenpar, setelah Go Digital dan Air Connectivity. Target kami terbangun 100 ribu homestay di 2019," ujar Menpar Arief Yahya. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bandara di 10 Destinasi Prioritas Bakal Naik Kelas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler