jpnn.com - JAKARTA - Fasilitas toilet di Indonesia masih sangat kurang. Di sisi lain, kesadaran warga untuk memanfaatkan toilet juga masih minim. World Toilet Organization mencatat 63 juta warga Indonesia membuang hajat tidak di toilet.
"Ini menjadi keprihatinan bersama. Harus ada edukasi sekaligus penguatan sarana di daerah-daerah," ujar Ketua Asosiasi Toilet Indonesia (ATI) Naning Adiwoso kemarin.
BACA JUGA: Anggap Akil Sudah Mati
ATI merupakan anggota World Toilet Organization. Akhir pekan lalu organisasi tersebut menggelar kongres di Solo, Jawa Tengah, yang diikuti delegasi dari 20 negara.
Naning menjelaskan, komitmen warga untuk sadar sanitasi masih memprihatinkan. "Termasuk kondisi toilet umum di kota-kota besar, masih jorok, kumuh, dan sangat tidak sehat," katanya.
BACA JUGA: Ajak Kaum Nasionalis Peduli Lingkungan
:ads="1"
Kesadaran bahwa toilet dipakai secara masal juga belum muncul. "Padahal, bayangkan, satu toilet itu bisa dipakai 100 orang per jam. Kalau tidak dijaga dengan kesadaran sendiri, ya akan berbahaya bagi orang lain," katanya.
BACA JUGA: BNN -Waspadai Rumah atau Gedung Kosong
Jumlah toilet perempuan dan laki-laki juga tidak sebanding. Padahal, kaum perempuan jelas membutuhkan waktu lebih lama di toilet. Jika dihitung, rata-rata butuh minimal 96 detik bagi setiap perempuan di toilet. Adapun bagi lelaki cukup 35 detik.
"Kepentingan perempuan di toilet itu beragam. Mereka lebih ribet. Jadi, jumlah idealnya harus lebih banyak," kata Naning.
Saat ini ATI menyusun peta toilet bersih di kota-kota besar di Indonesia. "Kami juga menggandeng Kementerian PU untuk sosialisasi kebutuhan sanitasi di rumah-rumah di daerah. Kesadaran itu harus ditumbuhkan dulu," katanya.
Dia prihatin terhadap masih banyaknya warga yang rela buang hajat di sungai, padahal mampu membeli gadget atau ponsel. "Membuat toilet di rumah kalah penting dibanding kebutuhan lain," katanya. (rdl/c2/ca)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Minta Airin Fokus Layani Warga Tangsel
Redaktur : Tim Redaksi