JAKARTA – Sekretaris Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti mengatakan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia belum membaik. Fakta ini berdasarkan penilaian pada kualitas guru, sarana dan prasarana pendidikan belum menunjukkan kemajuan. Bahkan berdasarkan survey FSGI di 29 daerah, kata dia, ditemukan fakta mencengangkan, yaitu 64 persen guru sekolah dasar (SD) tidak pernah mengikuti pelatihan.
"Bahkan ada di antara mereka yang tidak pernah pelatihan sampai pensiun," kata Retno Listyarti dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (2/1).
Data lain yang yang diungkapkan FSGI yakni adanya seorang guru SD yang terakhir kali menerima pelatihan tahun 1980, dan guru-guru di kota rata-rata hanya mengikuti pelatihan 1 kali dalam 5 tahun.
Menurut Retno, hal itu menunjukkan betapa minimnya pelatihan yang diberikan kepada guru. Padahal guru merupakan aktor utama yang paling berperan dalam kemajuan pendidikan murid-muridnya.
Bagaimana dengan Uji Kompetensi Guru (UKG) yang diselenggarakan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan? “UKG ternyata diakui dalam satu Rapim Kemdikbud sebagai proyek gagal. Kami sejak awal sudah menolak dan menggugat. Karena cenderung guru di-UN-kan,” ujar Retno Listyarti.
FSGI menilai UKG sebagai proyek dipaksakan. Sebab, jika ada guru-guru yang tidak ikut UKG maka akan mendapat banyak ancaman, salah satunya ancaman tak naik pangkat.
“Jadi UKG betul-betul sekedar proyek. Tidak perlu ada UKG karena sudah diketahui kalau kualitas guru rendah. Kalau pemetaan tidak harus semua guru. Jadi pemerintah tak punya grand desain,” tudingnya.(fat/jpnn)
"Bahkan ada di antara mereka yang tidak pernah pelatihan sampai pensiun," kata Retno Listyarti dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (2/1).
Data lain yang yang diungkapkan FSGI yakni adanya seorang guru SD yang terakhir kali menerima pelatihan tahun 1980, dan guru-guru di kota rata-rata hanya mengikuti pelatihan 1 kali dalam 5 tahun.
Menurut Retno, hal itu menunjukkan betapa minimnya pelatihan yang diberikan kepada guru. Padahal guru merupakan aktor utama yang paling berperan dalam kemajuan pendidikan murid-muridnya.
Bagaimana dengan Uji Kompetensi Guru (UKG) yang diselenggarakan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan? “UKG ternyata diakui dalam satu Rapim Kemdikbud sebagai proyek gagal. Kami sejak awal sudah menolak dan menggugat. Karena cenderung guru di-UN-kan,” ujar Retno Listyarti.
FSGI menilai UKG sebagai proyek dipaksakan. Sebab, jika ada guru-guru yang tidak ikut UKG maka akan mendapat banyak ancaman, salah satunya ancaman tak naik pangkat.
“Jadi UKG betul-betul sekedar proyek. Tidak perlu ada UKG karena sudah diketahui kalau kualitas guru rendah. Kalau pemetaan tidak harus semua guru. Jadi pemerintah tak punya grand desain,” tudingnya.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 18 Kepala Daerah Bahas Pendidikan Iklusi
Redaktur : Tim Redaksi