JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) terus mempercepat target pencapaian guru Madrasah bersertifikat tuntas pada 2014 nanti. Itu artinya sebesar 762.222 guru Madrasah yang tersebar di seluruh daerah harus sudah mengantongi sertifikat.
Direktur Pendidikan Madrasah Kemenag Prof Dr Dedi Djubaedi menegaskan, pada 2013 ini ditargetkan 65 ribu guru Madrasah sudah bersertifikat. Selebihnya bakal dikebut sertifikasinya pada tahun berikutnya.
”Prinsipnya sertifikasi ini merupakan kerja sama Kemenag dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Jadi kerja sama itu butuh dukungan data yang komplit,” paparnya di kantornya di Jakarta, (3/1).
Menurutnya, kesalahan yang sering terjadi pada proses sertifikasi itu ada pada administrasi yang tidak lengkap. Tak sedikit pula kesalahan pada input data guru tersebut. Ada pula duplikasi data guru bersertifikat.
Kesalahan-kesalahan seperti itu, kerap terjadi pada tingkat daerah. Akibatnya data yang ada pun tidak bisa diselesaikan pada Kemenag. Karena tidak ada kesesuaian data tersebut. ”Kan sayang kalau sudah sampai di sini terus tidak komplit, atau salah. Harus tunggu lagi, karena kan diproses ulang,” ujar dia.
Untuk itulah, dia meminta pejabat yang berkaitan di daerah dapat secara detil dan lengkap melakukan pemberkasan. Lakukan verifikasi data secara cepat dan berulang. Ini agar tidak ada lagi kesalahan yang bersifat teknis.
Persoalan lainnya, imbuh dia, pada beberapa tugas sertifikasi itu merupakan kewenangan Kemendikbud. Dengan demikian, Kemenag tidak bisa lagi melakukan upaya lanjutan. Semua diserahkan pada lembaga tersebut.
”Kalau temuan data yang salah itu ada di Kemendikbud kan jadi lebih repot. Di sinilah perlu kerja sama yang baik antara pusat dan daerah,” ungkapnya.
Ditanya total guru Madrasah di Indonesia, Dedi menyebutkan jumlah guru Madrasah mencapai 762.222 guru. Mayoritas guru itu tersebar pada lembaga pendidikan swasta. Hanya sebagian yang merupakan pegawai negeri.
Dari jumlah itu, lanjut dia, tercatat sekitar 240.852 guru telah tersertifikasi sampai 2012. Artinya masih banyak yang belum tersertifikasi. ”Kita coba terus kebut upaya ini. Agar guru Madrasah itu bisa lebih baik kemampuannya,” tandas dia.
Menurutnya, kemampuan guru Madrasah yang ada saat ini sesungguhnya sudah cukup baik. Bahkan berbagai prestasi di Madrasah pun banyak diraih baik itu prestasi nasional maupun internasional.
Kenyataan tersebut, lanjut dia, menjadi fakta kalau kualitas pengajaran di Madrasah terus berkembang ke arah positif. Apalagi minta masyarakat memanfaatkan lembaga pendidikan Madrasah sebagai pilihan menimba ilmu pun terus meningkat.
”Kalau masyarakat sudah terus memberikan kepercayaan itu, tapi tak diimbangi dengan peningkatan kualitas guru kan sayang. Makanya, perlu ada sertifikasi ini,” jelasnya. (rko)
Direktur Pendidikan Madrasah Kemenag Prof Dr Dedi Djubaedi menegaskan, pada 2013 ini ditargetkan 65 ribu guru Madrasah sudah bersertifikat. Selebihnya bakal dikebut sertifikasinya pada tahun berikutnya.
”Prinsipnya sertifikasi ini merupakan kerja sama Kemenag dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Jadi kerja sama itu butuh dukungan data yang komplit,” paparnya di kantornya di Jakarta, (3/1).
Menurutnya, kesalahan yang sering terjadi pada proses sertifikasi itu ada pada administrasi yang tidak lengkap. Tak sedikit pula kesalahan pada input data guru tersebut. Ada pula duplikasi data guru bersertifikat.
Kesalahan-kesalahan seperti itu, kerap terjadi pada tingkat daerah. Akibatnya data yang ada pun tidak bisa diselesaikan pada Kemenag. Karena tidak ada kesesuaian data tersebut. ”Kan sayang kalau sudah sampai di sini terus tidak komplit, atau salah. Harus tunggu lagi, karena kan diproses ulang,” ujar dia.
Untuk itulah, dia meminta pejabat yang berkaitan di daerah dapat secara detil dan lengkap melakukan pemberkasan. Lakukan verifikasi data secara cepat dan berulang. Ini agar tidak ada lagi kesalahan yang bersifat teknis.
Persoalan lainnya, imbuh dia, pada beberapa tugas sertifikasi itu merupakan kewenangan Kemendikbud. Dengan demikian, Kemenag tidak bisa lagi melakukan upaya lanjutan. Semua diserahkan pada lembaga tersebut.
”Kalau temuan data yang salah itu ada di Kemendikbud kan jadi lebih repot. Di sinilah perlu kerja sama yang baik antara pusat dan daerah,” ungkapnya.
Ditanya total guru Madrasah di Indonesia, Dedi menyebutkan jumlah guru Madrasah mencapai 762.222 guru. Mayoritas guru itu tersebar pada lembaga pendidikan swasta. Hanya sebagian yang merupakan pegawai negeri.
Dari jumlah itu, lanjut dia, tercatat sekitar 240.852 guru telah tersertifikasi sampai 2012. Artinya masih banyak yang belum tersertifikasi. ”Kita coba terus kebut upaya ini. Agar guru Madrasah itu bisa lebih baik kemampuannya,” tandas dia.
Menurutnya, kemampuan guru Madrasah yang ada saat ini sesungguhnya sudah cukup baik. Bahkan berbagai prestasi di Madrasah pun banyak diraih baik itu prestasi nasional maupun internasional.
Kenyataan tersebut, lanjut dia, menjadi fakta kalau kualitas pengajaran di Madrasah terus berkembang ke arah positif. Apalagi minta masyarakat memanfaatkan lembaga pendidikan Madrasah sebagai pilihan menimba ilmu pun terus meningkat.
”Kalau masyarakat sudah terus memberikan kepercayaan itu, tapi tak diimbangi dengan peningkatan kualitas guru kan sayang. Makanya, perlu ada sertifikasi ini,” jelasnya. (rko)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dorong 2013 jadi Tahun Guru
Redaktur : Tim Redaksi