Jumlah ini terbilang tinggi dan diperkirakan jumlahnya akan terus naik. "Memang banyak pasien gangguan jiwa yang berobat di sini," kata Direktur RSUD Embung Fatimah Batam dr Fadillah RDM, Rabu(10/10).
Sejak awal klinik gangguan jiwa dibuka beberapa bulan yang lalu memang banyak pasien gangguan jiwa baik ringan maupun berat yang berobat di sana. "Sejauh kami bisa tolong kami tolong, tapi kalau gangguan jiwa berat yang butuh perawatan inap, kami tak bisa dan harus rujuk ke rumah sakit jiwa lainnya di luar Batam. Karena poli klinik jiwa hanya melayani pasien rawat jalan," ujar Fadillah.
Fadillah menambahkan tingginya angka pasien gangguan jiwa diakibatkan faktor lingkungan sosial di Batam. Sebab Batam sebagai kota industri dan berdekatan dengan beberapa negara tetangga, tentu punya masalah dengan kesehatan jiwa.
Banyaknya TKI depresi karena diperlakukan tidak baik di luar negeri maupun karyawan yang tertekan dengan pekerjaan ataupun sempitnya lowongan kerja, menjadi pemicu utama terjangkitnya penyakit gangguan jiwa berat maupun ringan.
"Banyak faktor yang membuat orang depresi sampai gangguan jiwa berat. Namun yang paling banyak dijumpai di Batam dan Kepri ini karena faktor tekanan ekonomi. Banyak orang yang stress dengan kerjaan, TKI yang dideportasi dan lainnya," ujar Fadillah.
Meskipun diakui Jumlah pasien gangguna jiwa cukup tinggi di Batam, namun demikian Kepri sendiri belum mempunyai rumah sakit khusus untuk menampung penderita gangguan jiwa. Rencana pemerintah Provinsi Kepri untuk menggunakan gedung lama RSUD di Sagulung sebagai rumah sakit jiwa juga tak kunjung terealisasi.(eja/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bulog Ganti Raskin Tak Layak Konsumsi
Redaktur : Tim Redaksi