jpnn.com, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMGK) menyatakan hingga Jumat (17/12) sore, terjadi 663 kali gempa susulan di Laut Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), pascagempa bumi bermagnitudo 7,4 di wilayah tersebut pada Selasa (14/12) lalu.
Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengimbau masyarakat tidak perlu bertambah cemas dengan fenomena aftershock atau gempa susulan tersebut.
BACA JUGA: Gempa di NTT: 346 Rumah Rusak, 770 Warga Mengungsi
“(Gempa susulan) lazim terjadi setelah gempa kuat," kata Daryono dalam konferensi pers daring BNPB diikuti dari Jakarta, Jumat (17/12).
Daryono menjelaskan rentetan gempa susulan itu menunjukkan tren penurunan baik intensitas maupun frekuensi.
BACA JUGA: Gempa Bumi M 5,1 di Jember, 4 Warga Terluka
"Gempa sudah menurun,” katanya.
Dia menjelaskan pada Selasa (14/12) terjadi 265 kali gempa.
BACA JUGA: Prakiraan Cuaca BMKG Hari Ini: Warga Jabodetabek Harap Waspada
Kemudian, pada Rabu (15/12) terjadi 230 kali gempa.
Pada Kamis (16/12), terjadi 145 kali, dan Jumat sore 23 kali.
Daryono mengindikasikan kondisi gempa susulan tersebut menjadi makin stabil dan normal kembali.
Menurutnya, sebaran gempa susulan memberi petunjuk alam mengungkap keberadaan rekahan baru yang merupakan cerminan jalur sesar aktif pemicu gempa.
Jika orientasi sesar sudah ditetapkan, katanya, kemudian dikaitkan dengan parameter sesarnya, dinyatakan bahwa sesar baru yang sudah teridentifikasi berdasarkan data gempa BMKG, diklasifikasikan sebagai sesar geser menganan (strike-slip fault). (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy