68,38 Persen Desa di Indonesia Berstatus Tertinggal

Rabu, 08 November 2017 – 08:26 WIB
Seorang pria warga Desa Jayasari menggendong bayinya melintasi jembatan bambu yang dibangun swadaya oleh warga. Foto: Yasril Chaniago/Indopos

jpnn.com, SURABAYA - Bank Indonesia (BI) dan Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) menjadikan empat desa di Jawa Timur sebagai kandidat pilot project desa berbasis ekonomi syariah.

Empat desa tersebut adalah Desa Karanganyar di Kabupaten Bondowoso, Desa Cukir (Kabupaten Jombang), Desa Bendosari (Kabupaten Malang), dan Desa Panjerejo (Kabupaten Tulungagung).

BACA JUGA: Dana Pihak Ketiga Tembus Rp 4.236 Triliun

Ketua Pokja Industri Desa Komite Ekonomi dan Industri Nasional Aries Mufti mengatakan, saat ini desa di Indonesia masih didominasi desa tertinggal dan sangat tertinggal dengan persentase 63,82 persen.

Total angkatan kerja di desa yang saat ini berjumlah 58,4 juta orang juga didominasi lulusan sekolah dasar. Yakni, 57,78 persen.

BACA JUGA: Penguatan Rupiah Masih Bisa Terhambat

Faktor rendahnya pendidikan di perdesaan tersebut mengakibatkan tingginya persentase penduduk miskin.

Hingga saat ini, penduduk miskin di perdesaan mencapai 13,96 persen.

BACA JUGA: Yakinlah, Program Rumah DP Nol Persen Bakal Terealisasi

Angka itu lebih tinggi daripada penduduk miskin di perkotaan yang hanya 7,43 persen.

Kondisi tersebut membuat banyak penduduk desa yang lebih memilih tinggal di kota.

Pada 2016, jumlah penduduk Indonesia di pedesaan hanya 46 persen.

”Potret perdesaan saat ini adalah miskin, migrasi, dan lulusan SD,” jelasnya.

Meski pemerintah telah mengucurkan dana hingga Rp 47 triliun pada 2016, pendapatan warga desa justru turun satu persen.

Angka kemiskinan pun stagnan di angka 14 persen. ”

Dana desa yang disalurkan itu naik 127 persen, tapi pendapatan warga malah turun. Ibaratnya memberi uang kepada anak SD,” katanya.

Fenomena itulah yang mendorong BI dan IAEI Jatim membentuk desa percontohan yang berbasis ekonomi syariah.

Sebab, sebanyak 36,1 juta penduduk di Jatim adalah muslim.

 Angka tersebut adalah 97,2 persen dari jumlah keseluruhan penduduk Jatim dan 17,4 persen dari total populasi nasional.

Jatim juga memiliki jumlah pesantren yang sangat banyak sehingga punya sumber daya manusia (SDM) untuk mengembangkan ekonomi syariah.

”Penduduk muslim juga kebanyakan berada di desa,” katanya.

Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan BI Jatim Herawanto menyatakan, terdapat lima pilar yang menjadi indikator desa percontohan.

Mulai SDM dan kondisi sosial, lingkungan biotis dan infrastruktur, kelembagaan masyarakat, potensi ekonomi, hingga akses keuangan.

”Dari lima indikator tersebut, Desa Cukir menjadi yang terbaik,” ungkapnya.

Ketua IAEI Jatim Muzakki mengatakan, setelah menentukan kandidat desa, pihaknya bakal menerapkan teori perubahan untuk mengubah mindset masyarakat desa terlebih dahulu.

”Level paling rendah yang perlu diubah terlebih dahulu adalah pengetahuan. Lalu, awareness, policy making, dan practice,” jelasnya. (pus/c6/fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Deni Daruri: Rupiah Drop, Ke Mana Jurus Bank Indonesia?


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler