jpnn.com, JAKARTA - Tujuh induk olahraga sudah mendaftar ke Badan Standardisasi dan Akreditasi Nasional Keolahragaan (BSANK) untuk mengikuti proses akreditasi pada tahun ini.
“Di antaranya Perbasi, PB WI, Muaythai Indonesia, dan FORKI. Kami masih membuka dan dalam pekan ini kami harapkan ada organisasi-organisasi cabang olahraga lain yang mendaftar,” ujar Ketua BSANK Hari A Rachman, Rabu (26/9).
BACA JUGA: Bagus dan Bagas Pilih Via Vallen atau Nella Kharisma?
Hari menambahkan, akreditasi merupakan salah satu agenda penting BSANK untuk membangun sistem keolahragaan yang kuat.
Proses itu sekaligus untuk meningkatkan standar kualitas dan profesionalitas penyelenggaraan organisasi olahraga guna memajukan prestasi olahraga nasonal.
BACA JUGA: Babel Jadikan Pawai Obor APG 2018 Ajang Promosi Wisata
Hal itu sesuai dengan ketentuan UU Nomor 3 tahun 2005, Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Keolahragaan tentang Sistem Keolahragaan Nasional dan Peraturan Presiden No 11 Tahun 2014 tentang Tentang Sususan, Kedudukan dan Tata Kerja Anggota BSANK.
Induk olahraga bisa bisa mengajukan surat permohonan akreditasi kepada sekretariat BSANK.
BACA JUGA: Yes! Ginting Masuk 16 Besar Korea Open
Setelah itu, pemohon melengkapi dan mengisi dokumen-dokumen seperti akta pendirian organisasi dan perubahannya, surat keterangan domisili organisasi, Copy nomor pokok wajib pajak (NPWP), profil organisasi, serta anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART).
Ada pula pedoman mutu organisasi yang sudah disahkan, daftar prestasi yang telah dicapai, rekaman internal audit dan tinjauan manajemen, form asesment mandiri akreditasi organisasi keolahragaan yang telah diisi dan ditandatangani oleh pemohon.
Tahun lalu BSANK juga telah melakukan akreditasi terhadap tujuh organisasi cabang olahraga.
Namun, hanya empat cabang olahraga yang dinilai layak mendapatkan sertifikasi. Yakni, Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI), Federasi Olahraga Kreasi Budaya Indonesia (FOKBI), dan Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI).
Sertifkat akreditasi sudah diserahkan langsung oleh Menpora Imam Nahrawi beberapa waktu lalu.
Hari menambahkan, hasil akreditasi relevan dengan tingkat prestasi yang dicapai oleh cabor bersangkutan.
Artinya, dengan kriteria-kriteria penilaian akreditasi, dapat diketahui, dianalisis, dan dikaji secara ilmiah faktor dan penyebab maju atau mundurnya prestasi olahraga nasional.
“Sosialisasi mengenai akreditasi ini sudah kami lakukan sejak beberapa tahun lalu setelah BSANK, baik di pusat maupun daerah. Pengurus besar (PB) organisasi cabang olahraga hampir semua tahu. Namun, tidak semua merespons. Sekarang kamibuka lagi,” kata Hari.
Dia berharap prestasi IPSI dan FPTI pada Asian Games 2018 menjadi stimulus bagi PB lain untuk melakukan akreditasi agar pengelolaan organisasi cabor lebih rapi dan profesional.
Sementara itu, Wakil Sekjen PB IPSI Fahmi Wardi menjelaskan, membenahi organisasi cabang olahraga harus dimulai dari induk.
Dia mengakui akreditasi yang dilakukan BSANK berdampak positif bagi keorganisasian IPSI sekaligus berpengaruh pada peningkatan prestasi.
“Karena PB IPSI sudah terakreditasi baik, kami juga menyosisliasikannya ke IPSI di provinsi atau daerah agar mereka juga melakukan akreditasi,” kata Fahmi.
Dia menambahkan, hubungan dengan berbagai pihak seperti pemerintah semakin dekat karena IPSI sudah terakreditasi.
“Di IPSI sudah ada standar kepelatihan dan akan berkoordinasi dengan BSANK untuk pembentukan LSKTK (Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan),” ujar Fahmi. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PSIS Jengkel Liga 1 Dihentikan Sementara
Redaktur : Tim Redaksi