7 Info Penting soal Pendarahan Otak, Hipertensi, Kepala Nyeri, Oh Indra Bekti

Senin, 02 Januari 2023 – 08:49 WIB
Indra Bekti masa pemulihan seusai menjalani operasi akibat mengalami pendarahan otak. Ilustrasi Foto: Instagram/indrabekti

jpnn.com - JAKARTA - Pemandu acara dan penyiar radio Indra Bekti mengalami pendarahan otak setelah ditemukan pingsan di toilet seusai mengisi sebuah acara pada Rabu (28/12).

Indra Bekti diketahui langsung menjalani dua kali operasi.

BACA JUGA: Biaya Pengobatan Indra Bekti Sangat Besar, Ini Rencana Aldilla Jelita

Guru Besar bidang kesehatan dan dokter ahli syaraf Unika Atma Jaya Prof. Dr. dr. Yuda Turuna, Sp.S (K) menjelaskan tentang pendarahan otak yang dialami Indra Bekti.

Berikut beberapa hal penting yang perlu Anda ketahui tentang pendarahan otak, hipertensi, dan kepala nyeri.

BACA JUGA: Tak Malu Galang Dana, Istri Indra Bekti: Kami Bukan Kekurangan, Tetapi...

1. Penyebab Pendarahan Otak

Dokter Yuda Taruna menjelaskan mengenai penyebab terjadinya pendarahan otak.

Pendarahan otak bisa terjadi karena dua hal, yakni pipa pada otak tersumbat atau pipa tersebut pecah seperti yang dialami oleh presenter Indra Bekti.

BACA JUGA: Ini Alasan Istri Menggalang Dana untuk Pengobatan Indra Bekti

“Secara umum otak kita kan tentu ada supply darah lewat pipa-pipa yang sumbernya dari jantung. Kemudian ada pipa yang disebut dengan pembuluh darah arteri yang menuju ke otak,” ungkap Yuda saat dihubungi ANTARA Kamis (29/12) malam.

“Pipa-pipa ini tentu memperdarahi atau menyuplai oksigen, nutrisi ke semua daerah otak, baik otak bagian belakang, depan, tengah, di batang otak dan sebagainya. Cuma karena beberapa hal, supply ini bisa terganggu. Bisa karena dua hal. Satu karena pipanya tersumbat, jadi pipanya tetap utuh tapi dia tersumbat atau pipanya tidak tersumbat tetapi pipanya pecah,” lanjutnya.

2. Penyebab Pembuluh Arteri Pecah

Yuda menjelaskan, pecahnya pipa tersebut juga bisa terjadi karena dua hal, yakni pipa yang rapuh atau terjadi tekanan di luar batas yang menyebabkan pipa tersebut pecah.

“Sekarang yang dibahas yang pipanya pecah. Pipa pecah ini bisa dua hal. Bisa karena memang pipanya rapuh atau karena pipanya sebenarnya karena tekanan luar batas jadi lah pecah,” kata Yuda.

“Saya tidak tahu di kasus Indra Bekti, tetapi sebelumnya kan diinformasikan kalau Indra Bekti mengalami tekanan darah tinggi. Itu faktor resiko pertama, jadi kalau tekanan yang sangat tinggi itu salah satunya kan hipertensi,” ulasnya.

3. Penyebab Tekanan Darah Melonjak

Indra Bekti dikabarkan mengalami pendarahan otak saat berada di kamar mandi.

Dokter Yuda mengatakan, kejadian ini memang cukup sering terjadi.

Sebab, banyak faktor yang dapat terjadi seperti mengedan terlalu kuat atau bersin yang sangat kuat. Hal itulah yang menyebabkan tekanan darah dapat melonjak.

“Tadi saya sudah baca sekilas kejadiannya di kamar mandi. Saya nggak tahu ya, tapi memang sering terjadi di kamar mandi karena misalnya mengedan yang sangat kuat atau bersin yang sangat kuat yang tiba tiba tekanan darah meninggi sesaat,” ujar Yuda.

“Tetapi pada dasarnya sebenarnya dia sudah ada hipertensi ya tekanan darah tinggi. Dan hipertensinya mungkin sudah lama juga sehingga sebenarnya pipa itu sudah mulai menipis atau menggelembung, karena kalau balon tekanannya kita tinggikan akan semakin menipis permukaannya sampai pada satu titik ia tidak tahan dan pecah,” tambahnya.

4. Darah Menekan Otak Penyebab Tak Sadarkan Diri

Apabila mengalami pendarahan otak karena pipa yang pecah, Yuda mengatakan darah yang keluar pun akan menekan struktur di sekitarnya.

Jika menekan bagian otak, hal tersebutlah yang menyebabkan seseorang tak sadarkan diri.

“Pecahan ini tentu darah akan keluar dari pipa. Karena keluar dari pipa darah ini tentu akan menekan struktur di sekitarnya karena otak ini kan letaknya di dalam tengkorak yang keras, tidak mungkin lentur,” jelas Yuda.

“Jadi kalau ada darah keluar dari situ akibatnya akan menekan otak yang mungkin menyebabkan kita tidak sadar,” tutupnya tutupnya.

5. Hipertensi Pembunuh Nomor Satu

Lebih lanjut, Yuda mengingatkan juga tentang bahaya hipertensi. Sebab, hipertensi juga dapat merusak organ lainnya seperti jantung, ginjal, hingga otak.

“Hipertensi itu kan pembunuh nomor satu dengan berbagai sebab. Karena hipertensi itu bisa menyebabkan kerusakan organ baik jantung, otak maupun ginjal. Hipertensi menyebabkan seseorang gagal ginjal, gagal jantung dan juga bisa menyebabkan stroke,” katanya.

Yuda juga mengatakan bahwa sangat penting bagi masyarakat untuk mengetahui angka tekanan darah, meskipun tidak memiliki riwayat hipertensi.

Bagi para generasi muda, Yuda menyarankan untuk melakukan pengecekan berkala satu tahun sekali. Dengan demikian, para generasi muda pun lebih dapat memantau kesehatannya.

“Penting untuk kita ketahui kita hipertensi atau tidak. Terkadang kita tidak pernah tahu tekanan darah kita sampai akhirnya ketemu di UGD karena stroke ataupun jantung,” tutur Yuda.

“Jadi, setiap kita setidaknya punya data tekanan darah kita berapa. Kalau usia muda, kalau memungkinkan bisa setahun sekali untuk check tekanan darah. Tentu kalau sudah hipertensi ada baiknya pengecekan lebih sering,” lanjutnya.

6. Jangan Anggap Sepele Sakit Kepala

Yuda juga mengingatkan agar masyarakat tak abai jika mengalami sakit kepala. Apabila mengalami nyeri kepala yang tak kunjung sembuh, sebaiknya segeralah untuk memeriksakan diri ke rumah sakit.

"Satu, nyeri kepala yang cenderung kronis. Artinya sudah lama tapi tidak sembuh-sembuh. Kemudian nyeri kepala yang tidak seperti biasanya, dan yang ketiga adalah nyeri kepala yang di sertai gangguan saraf lainnya seperti nyeri kepala tapi kok penglihatan menjadi double ya," pungkasnya.

7. Terapkan Pola Hidup Sehat

Dokter Yuda Turuna mengimbau masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat guna menghindari hipertensi hingga pendarahan otak sebagaimana dialami Indra Bekti.

“Kita harus tahu istilah pola hidup sehat dan tahu faktor risiko terutama hipertensi. Hipertensi ini kalau yang belum (mengalami), terapkan pola hidup sehat. Jangan sampai hipertensi,” ujar Yuda.

“Jangan banyak makan garam, jangan obesitas, jangan kurang tidur, jangan stres. Itu semua adalah faktor risiko hipertensi, tetapi kalau sudah hipertensi, minum obat sesuai anjuran dokter supaya tekanan darah terkontrol,” sambungnya. (antara/sam/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler