jpnn.com, JAKARTA - KUNYIT merupakan salah satu rempah yang sering digunakan dalam berbagai hidangan gurih.
Anda bisa menggunakan kunyit sebagai campuran hidangan gulai dan lainnya.
BACA JUGA: 6 Manfaat Air Serai Campur Kunyit, Bikin Istri Bahagia
Namun, manfaat kunyit lebih dari sekadar sebagai salah satu bumbu masakan.
Kunyit telah lama dikenal sebagai salah satu herbal yang bisa mengatasi beberapa penyakit.
BACA JUGA: Jangan Sembarangan Meracik Temulawak, Jahe, Kunyit
Temulawak biasanya Anda konsumsi sebagai herbal yang diolah dalam bentuk jamu atau tablet yang bisa mengatasi beberapa penyakit.
Kurkuminoid adalah zat pemberi warna kuning pada temulawak dan kunyit.
BACA JUGA: 5 Manfaat Air Kunyit Campur Daun Sirih, Penyakit Kronis Ini Langsung Kabur
Berikut ini penjelasannya, seperti dilansir laman Genpi.co.
1. Bersifat antioksidan
Antioksidan berperan untuk melindungi tubuh dari paparan radikal bebas yang dipercaya sebagai sumber dari berbagai penyakit.
Kunyit dan temulawak dipercaya sebagai agen antioksidan yang bisa menetralkan radikal bebas karena struktur kimia yang ada di dalamnya.
Selain itu, kunyit dan temulawak juga bisa meningkatkan aktivitas enzim antioksidan yang ada di dalam tubuh.
2. Bersifat antiinflamasi
Peradangan bisa merusak tubuh. Para ilmuwan percaya bahwa peradangan merupakan akar dari sejumlah penyakit kronis seperti jantung, kanker, dan masih banyak lainnya.
Temulawak dan air kunyit diketahui bisa melawan peradangan dengan sifat antiinflamasi yang dimiliki.
Senyawa dalam keduanya disebut mampu memblokir pergerakan molekul tubuh yang diyakini memainkan peran utama dalam banyak penyakit kronis.
3. Mengatasi masalah sistem pencernaan
Manfaat temulawak yang pertama adalah merangsang produksi cairan empedu di kantong empedu.
Tentu saja hal ini membantu pencernaan serta metabolisme makanan dalam tubuh.
Tidak hanya itu, menurut para ahli, temulawak juga bermanfaat untuk mengatasi perut kembung, membantu pencernaan yang tidak lancar, dan meningkatkan nafsu makan.
4. Menyehatkan otak
Banyak gangguan pada otak yang disebabkan oleh penurunan kadar hormon neurotropik (BDNF) seperti Alzheimer.
Kunyit dan temulawak dipercaya bisa meningkatkan kadar hormon BDNF pada otak.
Kendati demikian, dibutuhkan penelitian lebih lanjut dan terkontrol untuk mengkonfirmasi hal tersebut.
5. Kunyit mencegah kanker
Ada banyak jenis penyakit kanker. Beberapa di antaranya tampaknya dipengaruhi oleh suplemen kunyit.
Kunyit telah dipelajari sebagai ramuan bermanfaat dalam pengobatan kanker.
Kunyit juga ditemukan memengaruhi pertumbuhan dan penyebaran sel kanker pada tingkat molekuler.
Studi menunjukkan bahwa kunyit bisa menon-aktifkan sel kanker dan mengurangi pertumbuhan pembuluh darah baru pada tumor serta metastasis.
Kunyit dipercaya bisa mencegah kanker, terutama yang terjadi pada sistem pencernaan.
Namun, dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efektivitas kunyit dalam pengobatan kanker pada manusia.
6. Mengatasi depresi
Tak hanya pada kesehatan fisik, kunyit dan temulawak juga berperan dalam menjaga kesehatan mental. Keduanya dipercaya bisa mengobati depresi.
Sebuah studi terkontrol dilakukan terhadap 60 orang dengan depresi. Partisipan dibagi ke dalam tiga kelompok.
Kelompok pertama mengonsumsi Prozac (obat antidepresan), kelompok kedua mengonsumsi kunyit dan temulawak.
Sementara kelompok ketiga mengonsumsi Prozac yang dikombinasikan dengan asupan kunyit dan temulawak.
Setelah enam pekan, kelompok yang mengkombinasikan Prozac dengan kunyit dan temulawak mengalami perbaikan mental yang signifikan.
Penelitian ini berpendapat bahwa kunyit dan temulawak sama efektifnya dengan antidepresan.
7. Menurunkan risiko jantung
Penyakit jantung menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia.
Kunyit dan temulawak bisa membantu meningkatkan kesehatan jantung.
Beberapa penelitian bahkan menemukan, kunyit dan temulawak diketahui bisa meningkatkan fungsi endotel atau lapisan pembuluh darah.
Disfungsi endotel menjadi salah satu penyebab utama penyakit jantung.
Salah satu studi bahkan menemukan bahwa fungsi kunyit dan temulawak sama efektifnya dengan olahraga.
Selain itu, keduanya juga berperan dalam mengurangi peradangan yang juga berperan dalam penyakit jantung.(genpi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fany Elisa