jpnn.com, BALI - Masalah pengelolaan sampah merupakan pekerjaan rumah semua lapisan masyarakat. Salah satu solusi untuk pengelolaan sampah ini melalui kegiatan daur ulang kemasan produk yang digunakan masyarakat sehari-hari.
Inisiatif ini telah dijalankan Tetra Pak, pionir perusahaan kemasan global di Provinsi Bali yang merupakan pusat sektor pariwisata Indonesia. Tetra Pak tak bekerja sendiri. Perusahaan yang berpusat di Swiss ini berkolaborasi dengan organisasi lingkungan EcoBali dan perusahaan minuman kemasan PT Sinar Sosro.
BACA JUGA: Tiga Sekolah Ini Menang Kompetisi Kampanye Daur Ulang dari Sinar Sosro dan Tetra Pak
Kolaborasi dijalankan ketiganya melalui kampanye Daur untuk Negeri (Dauri). Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang praktik daur ulang dan mendorong secara aktif mendaur ulang kemasan minuman bekas.
Menurut Sustainability Manager Tetra Pak Indonesia, Fatma Nur Rosana, saat ini perusahaannya memproduksi kemasan untuk produk yang mudah didaur ulang.
BACA JUGA: Gerakan DAURI: Kolaborasi PT Sinar Sosro, HokBen, dan Tetra Pak
Sustainability Manager Tetra Pak Indonesia, Fatma Nur Rosana
BACA JUGA: Gandeng Tetra Pak, Sinar Sosro Dorong Masyarakat Tingkat Daur Ulang Kemasan Minuman
Di antaranya kemasan karton 70 persen, plastic berbasis tanaman 2 persen, plastic konvensional 23 persen dan aluminium foil.
“Semua kemasan Tetra Pak dapat didaur ulang dan dapat diubah menjadi berbagai macam produk baru. Kami berkolaborasi dengan para pelaku pengelolaan sampah untuk memperkuat infrastruktur pengumpulan, pemilahan, dan daur ulang kemasan,” ujar Fatma di sela-sela pemantauan daur ulang kemasan di gudang milik Ecobali.
Fatma mengatakan Tetra dan EcoBali bekerja sama dengan hotel-hotel, cafe, dan restoran untuk mengambil sampah anorganik yang bisa didaur ulang. Paling banyak sampah yang diambil merupakan berupa karton minuman maupun makanan dari produk yang memakai kemasan Tetra Pak. Namun, Tetra dan EcoBali menerima bentuk sampah anorganik dari produk lain selama masih bisa didaur ulang.
“Di Bali, kan, daerah tourism, banyak hotel, café, restoran. Kami bekerja sama dengan mereka, mengambil sampah yang bisa didaur ulang,” imbuh Fatma.
Sementara Dwi Septiantari, Services Area Lead EcoBali mengatakan organisasinya juga merangkul masyarakat dalam hal ini rumah tangga, sekolah, bank sampah, dan pengangkut sampah dari pemda untuk mengumpulkan serta memilah sampah yang akan didaur ulang.
Dwi Septiantari, Services Area Lead EcoBali
Dwi mengatakan sampah yang dikumpulkan dan didaaur ulang dalam sehari rata-rata 7 ton.
“Kami sambil mengumpulkan sambil memberi edukasi tentang memilah sampah, karena kan tidak semua orang mau memilah dulu sampah organik dan organic sebelum kami ambil. Kami tidak bisa juga mengambil dan mendaur ulang beberapa jenis sampah seperti pembalut dan popok,” tutur Dwi.
Kegiatan daur ulang yang dijalankan EcoBali dan Tetra ini menghasilkan beragam produk baru yang bermanfaat bagi masyarakat serta bisa digunakan kembali untuk kebutuhan harian. Di antaranya kardus, paper cores, tisu, kertas HVS, kotak makan, moulded fibre/wadah telur, pelet plastic, panel, profil, peti, dan genteng. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia