jpnn.com - ADA fakta mengejutkan terkait dengan para penghuni Rutan Medaeng. Sebab, 70 persen di antara 1.700 tahanan yang menyesaki sel di sana tersandung kasus narkoba. Karena itu, petugas pun harus pontang-panting mengurus mereka.
Moch. Arifin, dokter umum yang bertugas di Rutan Medaeng, menyatakan bahwa penyalahgunaan narkoba penghuni rutan kelas 1 tersebut terbagi menjadi tiga kategori. Pertama, pengguna narkoba yang tidak rutin mengonsumsi narkoba. Yang kedua, pengguna yang mengonsumsi secara berkala. Mereka bisa dibilang sebagai pecandu. Ketiga, mereka yang termasuk pecandu parah. Untuk golongan tersebut, jika tidak memakai, mereka akan sakit. ''Tahap itu sudah masuk intoksikasi (keracunan zat narkotika),'' ujarnya.
BACA JUGA: Dor! Tiga Perampok Langsung Pincang
Menurut dia, di tingkatan ketiga tersebut, kecanduan sudah memengaruhi kesehatan penggunanya. Bahkan, kondisi itu mengakibatkan penyakit-penyakit lain seperti diabetes, liver, jantung, halusinasi, dan lain-lain. Pada tingkatan tersebut, pasien akan melakukan apa pun agar dapat mengonsumsi narkoba.
Dia menjelaskan, jumlah pengguna narkoba itu cukup fantastis. Penanganan ekstra pun diperlukan. Tidak jarang, petugas yang terbatas pontang-panting mengurus mereka. Apalagi, jumlah tim medis hanya terdiri atas tiga dokter dan empat perawat.
BACA JUGA: Pelatihan Begal di Gudang, Mulai Cara Pegang Parang Hingga...
Dia mengungkapkan, ada dua hal yang menjadi acuan tim medis Rutan Medaeng dalam menangani pasien yang kecanduan. Caranya adalah simtomatis. ''Artinya, pengobatan sesuai gejala pasien,'' jelasnya.
Gejala-gejala pasien yang kecanduan juga sangat beragam. Mulai keluhan pusing hingga halusinasi, gaduh, gelisah, berontak, bahkan belingsatan. ''Kadang ada yang sampai paranoid/ketakutan. Ada juga yang sampai kayak orang gila,'' tuturnya.
BACA JUGA: Ini Cerita Pentolan Begal tentang Pelatihan Habisi Korban
Jika mengalami situasi demikian, pasien akan dimasukkan dalam sel khusus. Di sanalah pasien akan diberi pengobatan pertama hingga keadaannya normal kembali. ''Tapi, yang menunjukkan gejala stres seperti itu juga belum tentu kena narkoba. Penjara juga banyak memiliki pemicu stres,'' ungkapnya. (aya/git/mas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Bekuk Pengepul Taruhan Judi Online
Redaktur : Tim Redaksi