JAKARTA-Kongres Tahunan yang diprakarsai oleh Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) akhirnya menuai hasil. Komite yang mengklaim dipercaya oleh 3/4 suara itu didukung 74 pemilik suara dari 101 suara sah PSSI. Mereka juga telah menentukan komite banding dan pemilihan di Hotel Sahid, tadi malam.
Menurut Ketua KPSI Toni Apriliani, komite pemilihan diminta untuk segera melaksanakan tugas. "Akan mencari anak bangsa yang layak memimpin organisasi ini (PSSI). Tanggal 20 calon-calon itu akan diumumkan," jelas Toni kepada wartawan kemarin.
Komite pemilihan sudah ditetapkan sebanyak 7 orang dan cadangan 3 orang. Sedangkan komite banding sudah ditetapkan 3 orang dan 2 cadangan. "Kita lihat dulu Kongres tahunan yang dibuat PSSI. Jika mereka tidak mengundang voter-voter sesuai statuta. Maka kami lanjut terus melaksanakan kongres," jelas Hardi anggota KPSI.
Sekjen KPSI Hinca Pandjaitan mengatakan, komite banding saat ini sudah mulai bekerja di kantor KPSI di Pintu 1 Gelora Bung Karno hingga 16 Maret mendatang. "Itu adalah pendaftaran calon ketum, waketum, dan anggota exco," kata Hinca. "Jika ada yang tidak lolos, banding sampai tanggal 18 paling lambat tanggal 20 sudah memutuskan," jelas Hinca. "Tanggal 21 akan diumumkan di jakarta ke publik dan dikirimkan ke peserta," lanjutnya.
Sementara itu, anggota KPSI La Nyalla mengatakan, kalau PSSI menyebutkan apa yang dilakukan dengan KPSI tidak sesuai statuta itu justru malah telah melanggar statuta. "Itu sama saja kayak mereka yang sudah melanggar statuta. PSSI sudah mendapat teguran dari AFC untuk mengundang voter yang KLB Solo, tapi nyatanya PSSI ngotot tidak akan melibatkan kita. PSSI offside, berarti KPSI dilanjut. kalo PSSI mau merangkul kita sebagai voter, kita semua akan hadir saat kongres. Kita semua minta agenda cuma KLB. Itu kalo mereka mengundang," katanya.
"Perkara AFC atau FIFA mengakui atau tidak mereka akan lihat siapa sebetulnya member PSSI ini. Dari 101 hasilnya, 74 sudah hadir lainnya masih ragu atau melihat-lihat. Saya punya keyakinan FIFA atau AFC akan menghargai statuta yang ada," tegasnya.
Sementara itu, federasi sepak bola Asia (AFC) akhirnya mengeluarkan statemen mengenai nasib pemain timnas Malaysia, Mohd Safee Sali, yang bermain di Indonesia Super League (ISL). Meski dianggap sebagai liga illegal oleh PSSI, Safee dinyatakan tetap bisa membela negaranya.
Penyataan tersebut diungkapkan langsung oleh Sekjen AFC Alex Soosay. Menurut dia, Safee masih bisa memperkuat tim Harimau Malaya, julukan Malaysia, sampai nasib PSSI ditentukan pada 22 Maret mendatang.
”FIFA dan AFC telah memberikan waktu sampai 22 Maret bagi PSSI untuk menyelesaikan masalah mereka yang terkait dengan ISL. Saya yakin, kongres PSSI yang rencananya akan digelar pada 18 Maret bisa menyelesaikan permasalahan ISL ini,” katanya sebagaimana dilansir aseanfootball.org.
Pernyataan ini dikeluarkan oleh AFC karena sebelumnya ada polemik terkait nasib safee apakah bisa memperkuat timnas saat melakoni dua kali uji coba melawan Arab Saudi pada 24 Februari dan Filipina pada 29 Februari.
Selain itu, PSSI juga sempat memberikan surat kepada federasi sepak bola Malaysia (FAM) yang meminta agar Safee tidak dimasukkan dalam tim nasional. Alasannya, dia bermain di liga yang tidak diakui FIFA.
Selain itu, AFC juga menyanggah statemen ketua umum PSSI Djohar Arifin yang diungkapkan pada rapat kerja di Puncak pada Jumat (3/2) lalu. Saat itu, dia menegaskan jika sengaja tidak melaporkan nama-nama pemain asing di ISL ke FIFA agar mereka tidak disanksi. ”Saya ingin menyatakan bahwa AFC tidak pernah meminta daftar pemain yang bermain di ISL. Laporan itu tidak benar,” tuturnya.
Dengan munculnya pernyataan ini, maka bisa disimpulkan jika pemain Indonesia yang merumput di ISL juga tetap memiliki kesempatan tampil membela timnas. Pencekalan yang sebelumnya dilakukan oleh PSSI dan hanya memilih pemain timnas dari Indonesia Premier League (IPL) secara otomatis pun tidak bisa dibenarkan. Langkah bijak FAM ini sayangnya tidak diikuti PSSI.
PSSI melarang pemain ISL untuk memperkuat timnas. Imbasnya, mereka membentuk tim baru yang akan bertanding melawan Bahrain dalam ajang Pra Piala Dunia 2014. Tapi, tim tersebut tidak menyertakan seorang pun pemain ISL dan hanya mengambil pemain IPL meskipun ada yang secara kualitas belum mumpuni.
Sayang, saat Djohar dikonfirmasi perihal keputusan ini dirinya enggan berkomentar. Lelaki bergelar professor tersebut menegaskan jika belum menerima pembertahuan resmi dari AFC terkait pernyataan tersebut.
”Saya belum menerima pemberitahuan dari AFC. Coba tanya Sekjen (PSSI, Tri Goestoro) tentang pemberitahuan itu. Saya belum bisa berkomentar,” tandasnya. Lantas, apakah ada peluang pemain ISL akan kembali dipanggil ke timnas pasca pernyataan ini? Koordinator timnas Bob Hippy tak mau mengubah keputusannya. Baginya, surat dari FIFA pada pertengahan Desember 2011 silam yang menjelaskan jika pemain ISL dilarang memperkuat timnas tetap menjadi acuannya.
”Kan sudah jelas. Pemain breakaway league tidak bisa memperkuat timnas. Karena itu uji coba dengan PSV (Eindhoven) gagal karena takut disanksi oleh FIFA. Pemain yang ada saat ini hanya dari IPL,” pungkasnya.(lis)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemain ISL Bisa Perkuat Timnas
Redaktur : Tim Redaksi