779 Ribu Pelamar SNM PTN Berebut 140 Ribu Kursi

Pendaftaran Resmi Ditutup Tadi Malam

Selasa, 12 Maret 2013 – 06:34 WIB
JAKARTA - Rangkaian pendaftaran seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNM PTN) 2013 secara resmi ditutup tadi malam pukul 22.00 WIB. Hasilnya ada sekitar 779 ribu pendaftar yang memperebutkan 140 ribuan kursi mahasiswa baru. Pengumuman peserta yang lolos SNM PTN akan diumumkan panitia pada 28 Mei mendatang.

Ketua Umum Panitia Pusat SNM PTN 2013 Akhmaloka mengatakan, sejatinya pendaftaran SNM PTN 2013 sudah ditutup Jumat lalu (8/3). Tetapi karena banyak pendaftar yang belum menuntaskan alur pendaftaran SNM PTN, maka panitia memberikan masa perpanjangan waktu hingga tadi malam.

"Besok (hari ini, red) panitia sudah fokus menyeleksi, tidak lagi menerima pendaftaran," kata pria yang juga rektor Institut Teknologi Bandung itu.

Dari rekapitulasi panitia, Universias Padjadjaran (Unpad) menjadi kampus paling banyak diminati pelamar SNM PTN 2013. Akhmaloka mengatakan, jumlah peminat kampus yang berdomisili di Bandung itu mencapai 75 ribuan pendaftar.

Posisi berikutnya ada Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dengan 72 ribuan pendaftar dan Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang ada 71 ribuan pendaftar. "Di kampus ITB sendiri peminatnya ada 30 ribu orang," tandasnya.

Akhmaloka menjelaskan saat ini tim TI (teknologi informasi) SNM PTN 2013 sudah siap dengan layanan teknologi untuk penyeleksian dokumen pendaftaran siswa. Dia mengatakan untuk urusan TI ini, panitia SNM PTN dibantu oleh salah satu BUMN yang bergerak di bidang telekomunikasi.

Dalam masa penyeleksian yang dimulai hari ini, Akhmaloka mengatakan seluruh pendaftar SNM PTN 2013 akan dikelompokkan sesuai dengan universitas pilihan pertama. Selanjutnya masing-masing universitas pilihan pertama itu diberi waktu sebulan untuk me-ranking berdasarkan program studi dan nilai rapor.

Selanjutnya hasil pemeringkatan itu langsung dipotong sesuai dengan kuota SNM PTN di masing-masing prodi di sebuah universitas. Bagi pelamar SNM PTN yang namanya terpotong di universitas pilihan pertama, langsung dilempar ke universitas pilihan kedua. "Pemeringkatan di universitas pemilihan kedua ini juga diberi waktu sebulan," ucap Akhmaloka.

Selain berdasarkan nilai rapor, hasil ujian nasional (unas) 2013 juga menjadi penentu kelulusan. Akhmaloka mengatakan hingga saat ini panitia belum menemukan kasus pengatrolan nilai rapor.

Biasanya kasus ini baru ditemukan ketika masa daftar ulang SNM PTN pada 11-12 Juni mendatang. Sebab pada waktu itu, setiap pelamar SNM PTN wajib membawa fisik rapor untuk pencocokan nilai di server.

Dia mengatakan jika ada pelamar SNM PTN 2013 yang tidak diterima di unviersitas pilihan pertama dan kedua, tidak perlu kecil hati. Sebab mereka masih memiliki kesempatan untuk ikut di ujian tulis seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBM PTN) 2013 yang akan diluncurkan Jumat depan (15/3).

Di pihak lain, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyebutkan kuota nasional mahasiswa baru PTN tahun ini harus bertambah sepuluh persen dibanding tahun lalu. Mendikbud Mohammad Nuh mengatakan, PTN tidak perlu risau dengan instruksi penambahan kursi mahasiswa baru ini.

"Urusan kekurangan gedung, kekurangan guru, dan kendala-kendala lain bisa dipecahkan," tandas menteri asal Surabaya itu. Nuh mengatakan penambahan mahasiswa baru ini tidak menjadi beban PTN asalkan tingkat mahasiswa yang masa kuliahnya melebihi delapan semester bisa ditekan.

Mantan rektor ITS itu mengatakan, saat ini kasus mahasiswa yang masa kuliahnya melebihi ketentuan normal (delapan semester) masih cukup banyak. Nuh mengatakan mahasiswa tidak bisa serta merta disalahkan dalam fenomena ini. Sebaliknya dia juga meminta PTN dan dosen harus berbenah.

Untuk urusan dosen misalnya, Nuh mengatakan tingkat kehadiran di kelas harus ditingkatkan lagi.

"Sekarang tingkat kehadiran dosen mengajar kuliah hanya 75 persen," tandasnya. Jika tingkat kehadiran itu bisa dinaikkan, Nuh yakin kasus mahasiswa molor menuntaskan kuliah bisa ditekan.

Jika alur mahasiswa masuk dan tamat berjalan dengan normal, yakni selama delapan semester, Nuh yakin jumlah unit ruang kelas tidak jadi masalah. Begitu pula dengan jumlah ketersediaan dosen. "Tidak ada bedanya dosen mengajar 20 mahasiswa atau 30 mahasiswa," kata dia. (wan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bebagi Bersama di Forum Komite Sekolah Se-Makassar

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler