8 Cara Generasi Milenial Melawan Radikalisme versi Kominfo

Jumat, 05 Februari 2021 – 14:39 WIB
Direktur Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum, dan Keamanan, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Bambang Gunawan. Foto tangkapan layar

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Polhukam Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo Bambang Gunawan mengatakan gempuran informasi negatif tentang radikalisme dapat merusak sendi-sendi kebangsaan.

Hal itu disampaikan Bambang lewat webinar terkait Peran Generasi Milenial dalam menangkal paham radikalisme, terorisme dan ekstrimisme yang diselenggarakan Kominfo bekerjasama dengan BEM/DEMA Perguruan Tinggi Agama Islam Se-Indonesia di Jakarta, Kamis (4/2).

BACA JUGA: Benahi Kualitas Informasi, Kementerian Kominfo Gelar Program JARKOM

“Jika kita tidak siap menghadapi banjir informasi, termasuk konten negatif tentang radikalisme, terorisme dan ekstrimisime, maka itu dapat mengancam keutuhan NKRI,” ujar Bambang.

Lantaran ancaman yang nyata tersebut, Kominfo mendorong agar generasi milenial melakukan berbagai kegiatan untuk melawan faham yang bertentangan dengan Pancasila tersebut.

BACA JUGA: Nita Thalia Mengaku Didukung Nagita Slavina

Tenaga Ahli Utama Kominfo Lathifa Al Anshori menyebut ada delapan cara milenial dan gen z untuk melawan radikalisme.

Say no to hoax, bekali diri dengan banyak referensi, jadilah anak muda yang kreatif dan inovatif dalam berkarya, aktif menyebarkan pesan damai, open your mind, kuatkan literasi media, hindari kelompok intoleran dengan cara berkumpul dengan orang-orang yang sukses serta terakhir implementasikan makna Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” papar Latifa.

BACA JUGA: Kolaborasi NU dan Muhammadiyah, Jenderal Listyo Pasti Bisa Berantas Radikalisme

Sementara Deputi 7 Badan Intelijen Negara Wawan Hari Purwanto membeberkan sekitar 16 ribu aktivitas jaringan terorisme ISIS menggunakan medsos untuk propaganda. 

Sebanyak 160 grup di medsos digunakan untuk membangun jaringan. Dalam setiap hari ada 90 ribu konten ISIS di medsos.

“Ada juga perekrutan di medsos. Sebanyak 3.400 anak muda di seluruh dunia berhasil direkrut ISIS melalui medsos. Bahkan (melalui medsos) bisa berlangsung tanya jawab satu sama lain, ada juga yang memberikan tutorial perakitan bahan peledak lewat medsos,” bebernya.

Karena itu, Wawan menegaskan radikalisme menjadi ancaman nyata bagi generasi muda di Indonesia.

Menurutnya perlu ada sikap kritis dan kewaspadaan dari para orang tua jika melihat gelatan yang mencurigakan dari anak-anak yang terpapar doktrin radikalisme.

Peran strategis milenial dalam menangkal radikalisme menurutnya dengan cara memanfaatkan teknologi informasi untuk menyampaikan pesan-pesan perdamaian.

“Generasi milenial menjadi agent of change, menjadi pionir melawan radikalisme. Milenial harus aktif dalam kegiatan positif, aktif di organisasi kampus, bidang olahraga dan lainnya agar menjadi pribadi-pribadi yang berprestasi, sehingga dapat mengantisipasi dan mencegah masuknya paham radikalisme,” tukas Wawan.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler