8 Mahasiswa asal Indonesia Telantar di Tiongkok

Senin, 19 Juni 2017 – 13:38 WIB
Ilustrasi mahasiswa wisuda. Foto: AFP

jpnn.com, PASER - Delapan mahasiswa asal Kabupaten Paser yang menimba ilmu di Nanjing Institute of Railway Technology (NIRT), Tiongkok bernasib buruk.

Mereka terancam tidak bisa pulang sesuai jadwal. Mereka juga terancam tinggal di luar asrama.

BACA JUGA: Ini Saran Mas Ibas Soal Sekolah Lima Hari

Biaya yang terakhir dikirimkan Pemkab Paser sebesar Rp 11,4 juta rupanya tidak cukup untuk biaya pulang.

Sebab, dana tersebut dipakai untuk keperluan pembayaran wisuda dan administrasi lainnya.

BACA JUGA: Pengamat: Pemerintah Bingung Tentukan Arah Pendidikan

“Bahkan, kini mereka harus tinggal di luar asrama karena masa waktunya sudah habis. Jadi, mau tidak mau mencari penginapan termurah untuk sementara dan biaya terus membengkak,” tutur Jumrani, perwakilan orang tua mahasiswa kepada Kaltim Post, Minggu (18/6).

Menurut Jumrani, dana yang seharusnya diterima mahasiswa dari beasiswa masih tersisa Rp 13,3 juta. Dana itu berasal dari alokasi APBD Paser 2017.

BACA JUGA: Ibas Ajak Rembuk Pendidikan Nasional 

Para orang tua pun bertanya-tanya karena dana itu tak dicairkan.

Jumrani mengatakan, biaya yang diperlukan untuk kepulangan tiap mahasiswa sekitar Rp 8 juta.

Awalnya, ada sembilan mahasiswa yang terancam tinggal lebih lama di Tiongkok.

Namun, satu mahasiswa pulang dengan biaya sendiri dari keluarganya.

Di sisi lain, Kabag Bina Kesra I Sekretariat Pemkab Paser Nonding menuturkan, sejatinya pemerintah sudah tidak ada lagi kewajiban menyalurkan dana untuk mahasiswa di Tiongkok.

Pasalnya, anggaran Rp 78 juta yang telah digelontorkan sejak awal kuliah sudah termasuk biaya kepulangan.

Namun, di tengah perjalanan, biaya tersebut dianggap kurang karena tidak sesuai kebutuhan selama kuliah.

Jika pemerintah kembali mengeluarkan anggaran, hal itu akan menjadi temuan karena di luar perjanjian awal.

Meski begitu, setelah berkoordinasi dengan sekretaris kabupaten (Sekkab), pemkab sepakat membiayai kepulangan sembilan mahasiswa tersebut.

Namun, hanya dari Tiongkok ke Jakarta. Sedangkan kepulangan dari Jakarta ke Paser tak ditanggung pemkab.

“Untuk biaya dari Tiongkok ke Jakarta, tidak bisa kami akomodasi karena itu melanggar perjanjian awal. Sedangkan dari Jakarta ke Tana Paser saja itu di luar perjanjian beasiswa awal,” terangnya.

Dia menegaskan bahwa pemkab tidak berniat menelantarkan para mahasiswanya di Negeri Tirai Bambu.

Namun, karena berbagai aturan, tidak semua yang diinginkan orang tua murid dapat dikabulkan.  (jib/riz/k18)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sekolah Lima Hari, Uang Saku Harus Ditambah


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler