JAKARTA - Pemerintah terus berusaha menjaga defisit fiskal terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) agar tetap di bawah tiga persen. Dengan demikian, perekonomian nasional tetap aman.
Hanya saja, sampai saat ini rasio hutang terhadap PDB masih menlewati dua digit. Karenanya sejak 2004, pemerintah mengutamakan hutang dalam negeri dibandingkan hutang luar negeri. Dampaknya, pemerintah mengklaim selama periode 2004-2012, pengelolaan hutang dan fiskal terus menunjukkan penguatan fundamental ekonomi nasional.
"Hasilnya rasio hutang Indonesia terhadap PDB pada tahun 2004 sebesar 56,6 persen turun menjadi 24,1 persen di akhir 2012," ujar Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah di Jakarta,(10/5).
Untuk itu, Firmanzah memaparkan, pada tahun 2013 ini Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan terus menekan rasio utang terhadap PDB hingga dibawah 23 persen. Presiden bahkan menginstruksikan agar pada 2014 nanti rasio utang terhadap PDB hanya pada kisaran 22 persen.
Menurut dia, rasio hutang Indonesia jauh lebih baik dibandingkan negara-negara di zona Euro yangrata-rata mencapai 90 persen. "Misalnya Yunani itu 152,6 persen, Italia 127,3 persen, Portugal itu 120,3 persen. Sementara Irlandia 117 persen,"urainya.
Mantan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu juga mengemukakan, PDB Indonesia tumbuh positif di kisaran enam persen dan terus membesar dari Rp 2.294 triliun di tahun 2004 menjadi Rp 8.241 triliun di 2012. Sedangkan pada 2025 mendatang nilai PDB ditargetkan berkisar antara 4,0-4,5 triliun dollar AS.
"Dengan demikian, pada saat itu Indonesia akan masuk dalam kelompok negara maju," tandasnya. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenparekaf dan Pemda DKI Gelar Ferstival di Kota Tua
Redaktur : Tim Redaksi