jpnn.com, JAKARTA - Program Kartu Prakerja dinilai efektif dan tepat sasaran guna meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan.
Khususnya bagi tenaga kerja di tengah pandemi Covid-19. Keterampilan yang diberikan melalui pelatihan ini akan meningkatkan kompetensi, sehingga mereka diharapkan bisa mandiri secara ekonomi.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Siapa Pembesuk Rizieq? Mahfud MD Terdiam, Ferdinand Meradang
Program Kartu Prakerja pun sukses mengantarkan para alumni peserta pelatihan tersebut untuk bisa mandiri dan berkarya di dunia kerja.
Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Kartu Prakerja bisa menjadi salah satu solusi menciptakan wirausaha mandiri baru. Di mana peluang tersebut terbuka bagi masyarakat dengan berbagai keahlian.
BACA JUGA: Rio Berbagi Kisah Sukses setelah Menerima Kartu Prakerja
“Program Kartu Prakerja awalnya dirancang untuk fokus meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Namun, dalam rangka Percepatan Penanganan Covid-19, dilakukan refocusing Program Kartu Prakerja menjadi program semi bantuan sosial,” ujar Menko Airlangga saat menerima 11 perwakilan penerima Kartu Prakerja dari seluruh Indonesia di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di Jakarta baru-baru ini.
Hal senada juga disampaikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kemenko Perekonomian, Rudy Salahuddin bahwa program Kartu Prakerja bertujuan untuk meningkatkan kompetensi orang-orang yang akan masuk dunia kerja.
BACA JUGA: Menko Airlangga Berharap Kesuksesan Penerima Kartu Prakerja Bisa Menginspirasi
Kini, di masa pandemi Covid-19 Kartu Prakerja menjadi penyelamat pekerja yang terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK). Program ini juga diharapkan mampu mendorong pemulihan ekonomi nasional.
Selain itu, program ini menjadi salah satu instrumen penting untuk menyalurkan bantuan sosial. Terutama, bagi sebagian besar orang-orang tidak terdata dalam DTKS Kementerian Sosial.
Survei BPS
Rudy Salahuddin juga menyebutkan, sebanyak 81,2% alumni peserta Kartu Prakerja telah memiliki profesi baru. Hasil ini merujuk data survei dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang melibatkan 300 ribu responden pada Agustus 2020 lalu.
"Survei BPS pada Agustus 2020 dengan 300 responden menyebutkan, 88% responden mengatakan, dengan Kartu Prakerja keterampilan peserta meningkat.Nah ini menggembirakan. Lalu ada 81,2% menggunakan uang Kartu Prakerja untuk kebutuhan sehari-hari," ujar Rudy.
Tambahnya, manfaat dari Kartu Prakerja ini dianggap berhasil untuk memberikan subsidi penghasilan dan juga meningkatkan keterampilan para peserta.
Selain itu, kata Rudy, rencananya program Kartu Prakerja ini dilanjutkan pada 2021. Namun, akan ada evaluasi yang dilakukan untuk terus memperbaiki segala kekurangan yang ada, termasuk kualitas pelaksanaan dan tata kelola program.
"Bapak Presiden meminta agar model-model bantuan sosial ini akan dilanjutkan walaupun harus terus kami evaluasi. Apabila nanti perlu menyudahi bantuan sosial ini, yang model Kartu Prakerja ini harus kembali lagi ke mode awal. Jadi tetap kami akan melakukan itu untuk model bantuan sosial supaya menjaga konsumsi masyarakat sehingga pertumbuhan ekonomi itu terjaga," pungkasnya. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia