800 Ribu PNS Amerika Serikat Tak Gajian Gara-Gara Shutdown

Minggu, 13 Januari 2019 – 07:52 WIB
Partial shutdown pemerintah Amerika Serikat menyebabkan sejumlah fasilitas dan kantor pemerintah ditutup. Foto: AFP

jpnn.com, WASHINGTON - Dalam setiap pertempuran pasti ada korban. Itu pula yang tampak dalam ''pertempuran'' antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump versus Demokrat yang mengakibatkan shutdown alias tutupnya pemerintah federal.

Sekitar 800 ribu pegawai federal menjadi korban. Jumat (11/1) seharusnya mereka menerima gaji. Namun, tak ada aliran dana yang masuk ke rekening mereka. Gaji mereka baru akan cair jika shutdown  berakhir.

BACA JUGA: Ngambek, Trump Bergegas Tinggalkan Pertemuan dengan Demokrat

"Saya melihat angka nol dalam gaji saya hari ini. Itu adalah kombinasi dari realitas dan rasa sedih," ujar petugas pengontrol lalu lintas udara (ATC) Josh Maria kepada kantor berita AP.

Para pegawai federal ramai-ramai mengunggah foto rekening tabungan mereka dengan saldo minimalis. Di AS, pegawai federal dibayar setiap dua pekan.

BACA JUGA: Tembok Surga

Itu adalah kali pertama mereka tidak gajian sejak shutdown parsial terjadi pada 22 Desember lalu. Pada 28 Desember lalu, mereka tetap mendapat gaji yang dianggarkan sebelum shutdown terjadi.

Dilansir Fox News, sejak 1976, pemerintah AS mengalami 20 kali shutdown. Separonya berlangsung saat akhir pekan, dengan kata lain tidak memiliki efek sama sekali.

BACA JUGA: AS Bakal Akui Dataran Tinggi Golan Milik Israel?

Kemarin, Sabtu (12/1) shutdown sudah berlangsung 22 hari. Itu memecahkan rekor shutdown terlama sebelumnya di periode kepemimpinan Bill Clinton pada 1995-1996. Belum ada kepastian kapan shutdown berakhir.

Karena akhir pekan tak ada pembahasan di Kongres, shutdown bisa dipastikan bakal berlangsung hingga Senin (14/1). Efeknya bisa dipastikan luar biasa. Baik yang kasatmata maupun tidak.

Beberapa pegawai federal mulai menjual barang-barang mereka untuk membayar tagihan dan memenuhi kebutuhan hidup. Di berbagai titik, banyak sampah berserak karena kurangnya pegawai kebersihan.

Miami International Airport telah mengeluarkan pernyataan bahwa mereka akan menutup salah satu terminalnya lebih cepat karena kekurangan petugas keamanan untuk mengecek penumpang yang tiba.

Para petugas sejatinya tetap disuruh masuk, tapi mereka tidak digaji. Banyak petugas yang mengaku sakit sebagai bentuk protes. Izin sakit naik dua kali lipat dibanding sebelum shutdown. (sha/c17/oni)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Amerika Serikat Minta Warganya Jauhi Tiongkok


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler