JAKARTA - Golongan putih alias Golput atau warga yang memiliki hak pilih namun tidak menggunakanya, diprediksi bakal bertambah banyak. Pasalnya banyak masyarakat yang tidak tahu kapan digelarnya pilpres. Padahal, pemilihan akan digelar kurang dari dua bulan lagi.
“Fakta baru dari hasil survei kami menyebutkan bahwa mayoritas pemilih tidak tahu kapan hari pencoblosan atau pemungutan suara digelar untuk memilih preisden diselenggarakan. Ini jelas ancaman golput karena kurangnya sosialisasi dari pihak penyelenggara pemilu,” ujar peneliti utama Founding Father House (FFH), Dian Permata, kepada INDOPOS (Grup JPNN.com), Kamis, (22/5).
Dian juga mengatakan, dari 1.090 orang yang disurvei, sebanyak 91 persen responden mengaku tahu ada pilpres tahun ini. Namun, sebanyak 851 orang diantara 91 persen itu tidak tahu tanggal pemungutan suara. “Artinya dari 91 persen yang tahu ada pilpres 2014 itu, 85,77 persennya tidak tahu tanggal berapa tepatnya hari pemungutan suara,” ujarnya.
Dituturkanya, hanya 2,2 persen responden yang dapat menjawab dengan tepat soal hari-H pemungutan suara pilpres. Sedangkan 1,83 persen responden mengetahui pilpres digelar 9 Juni 2024. “Artinya 10,9 persen menyebutkan tanggal lain lagi. Ini jelas bahaya bagi penyelenggara pilpres yang waktunya sudah mulai mepet,” imbuhnya.
Karena itu, ia mengingatkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk lebih gencar melakukan solisasi pilpres. Karena seharusnya, lanjut Dian, animo masyarakat terhadap pilpres lebih besar dibanding pemilu legislatif. “Sebetulnya banyak cara kreatif, media juga sekarang sudah sangat banyak, stasiun TV dulu hanya TVRI, sekerang sudah banyak sekali, masa masih ada alasan tidak tersosialisasikan,” tandas Dian.
Sekedar diketahui, survei dilakukan pada 11 April hingga 14 Mei 2014. Tingkat kesalahan (margin of error) penelitian sebesar 2,97 dengan tingkat kepercayaan 95 persen. (dms)
BACA JUGA: Giliran Kesehatan Prabowo-Hatta Diperiksa
BACA ARTIKEL LAINNYA... Yakini Urusan Seksual Capres Berhubungan dengan Emosional
Redaktur : Tim Redaksi