9 Bulan di Malaysia, Apa Kabar Andik Vermansyah?

Senin, 08 September 2014 – 21:15 WIB
KEBANGGAAN: Andik Vermansyah menjadi target foto bareng mahasiswa baru Unitomo, Surabaya, Jumat (5/9). Boy Slamet/Jawa Pos/JPNN.com

jpnn.com - Keputusan Andik Vermansyah hijrah ke Malaysia berbuah manis. Selain menjadi starter di Selangor FA, dia memperoleh fasilitas hidup yang nyaman.

ANDIK kembali ke tanah air. Namun, kali ini tidak ada urusannya dengan bola. Dia mendatangi kampus Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya untuk melakukan daftar ulang semester ganjil.

BACA JUGA: Ini Harga Tiket Indonesia vs Yaman dan Indonesia vs Malaysia

Meski menjalani karir sepak bola di negeri orang, Andik masih terdaftar sebagai mahasiswa semester lima Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Unitomo. Karena itu, pemuda 22 tahun tersebut berkewajiban melakukan daftar ulang.

’’Ini juga penting, Mas. Makanya saya sempet-sempetin datang ke kampus buat ngurus kuliah waktu liburan ini,’’ tutur Andik kepada Jawa Pos pekan lalu.

BACA JUGA: Roma Bantah Capai Deal Dengan Rabiot

Karir Andik di lapangan hijau bisa dikatakan sudah mapan. Mantan bintang tim Persebaya 1927 itu tengah menikmati momen-momen hebat bersama klub Malaysia, Selangor FA. Meski begitu, dia tidak melupakan pendidikannya. Andik melakukan kuliah jarak jauh via e-mail dengan dosennya.

’’Sebisa mungkin saya luangkan waktu malam untuk membaca e-mail dosen. Jika ada tugas, saya juga kerjakan,’’ ujarnya.

BACA JUGA: Hadapi Indonesia, Yaman Bawa 21 Pemain

Setelah melakukan daftar ulang, Andik didaulat secara spontan oleh Rektor Unitomo Bachrul Amiq untuk berbicara di depan mahasiswa baru. Amiq berharap Andik bisa menjadi contoh positif bagi para mahasiswa yang akan memulai studi di kampus tersebut.

Kehadiran Andik disambut antusias. Tidak hanya oleh para mahasiswa baru, tetapi juga jajaran dosen Unitomo. Mereka berebut foto bareng dengan pemain mungil yang dikenal dengan kecepatan larinya itu.

’’Andik ini kebanggaan Unitomo,’’ kata Amiq di depan para mahasiswa baru. ’’Dia patut dicontoh. Atlet, tetapi sadar akan pentingnya pendidikan. Kalian jangan sampai kalah sama Andik. Jika Andik yang nyambi bermain bola saja bisa, seharusnya kalian lebih bisa,’’ tutur sang rektor.

Kiprah Andik di Liga Super Malaysia pantas diapresiasi. Dia berhasil membawa Selangor FA menjadi runner-up di kompetisi sepak bola kasta tertinggi negeri jiran tersebut.

Capaian itu paling baik dibandingkan dengan dua pemain Indonesia lain yang juga merumput di Malaysia. Yakni, Patrich Wanggai yang membela T-Team FC dan Hamka Hamzah yang bermain untuk PKNS FC. Dua klub tersebut sama-sama jatuh ke jurang degradasi.

Andik juga menjadi langganan starter pelatih Selangor FA Mehmet Durakovic. Total, selama sembilan bulan berada di Malaysia, Andik berkontribusi empat gol dan 11 assist dari 20 laga bersama Selangor FA. ’’Awalnya tidak mudah beradaptasi. Apalagi, pelatih belum tahu saya,’’ kata Andik.

Pada bulan pertama di Selangor, Andik tidak dimainkan sama sekali. Baru pada bulan kedua dia mendapat kesempatan turun ke lapangan. Itu pun tidak lama. Paling lima atau sepuluh menit sebelum pertandingan berakhir. ’’Sempat frustrasi juga waktu itu,’’ tuturnya.

Kesempatan akhirnya datang pada bulan ketiga. Saat itu Selangor harus menghadapi Arema Cronus pada babak penyisihan grup F Piala AFC. Andik dipercaya menjadi starter. Hal tersebut bisa jadi dikarenakan pelatih menilai Andik memahami permainan klub asal Indonesia.

Kesempatan itu dimanfaatkan Andik dengan tampil maksimal. Dia menciptakan assist pada menit ke-10 untuk dikonversi menjadi gol oleh striker Selangor Paulo Rangel. Sayangnya, Selangor hanya bisa bermain imbang 1-1 melawan Arema.

Sejak saat itulah, jalan Andik di tim utama terbuka. ’’Setelah pertandingan tersebut, dari bulan ketiga sampai berakhirnya kompetisi, saya dipercaya menjadi starter,’’ katanya bangga.

Selayaknya perantau yang jauh dari rumah, Andik merasakan saat-saat kangen dengan kampung halaman. Ketika momen itu datang, Andik mempunyai cara jitu untuk mengusirnya. Dia mengajak teman-teman sesama warga Indonesia berkumpul untuk makan-makan.

’’Awalnya, kenalan di jalan. Banyak warga Indonesia yang bekerja di sana yang mengenal saya. Berawal dari saling sapa, akhirnya saya sering ajak mereka berkumpul makan bareng kalau akhir pekan,’’ ujarnya. ’’Kalau tidak di apartemen saya, ya kami biasa kumpul-kumpul di Menara Kembar,’’ tambah Andik.

Sebagai pemain asing di Liga Malaysia, Andik memang mendapat fasilitas tinggal di apartemen. Dia juga memperoleh kereta alias mobil sebagai alat transportasi. ’’Di sana memang menyebutnya kereta,’’ ungkapnya.

Selain mendapat fasilitas tempat tinggal dan kendaraan, Andik beruntung karena tidak pernah mengalami masalah seperti pesepak bola di Indonesia. Yakni, terlambat menerima gaji. ’’Alhamdulillah, gaji juga tidak pernah ada ceritanya terlambat. Klub-klub di sana sangat sehat secara finansial,’’ kata pemain yang memiliki delapan caps bersama timnas senior tersebut.

Meski begitu, seenak-enaknya tinggal di negeri orang, Andik mengakui bahwa tinggal di negeri sendiri lebih nyaman. Karena itu, dia tidak menutup kemungkinan kembali ke tanah air dan bermain untuk klub Indonesia. ’’Saat ini saya masih merasa nyaman di Malaysia. Tetapi, Insya Allah nanti saya kembali bermain di sini,’’ ujarnya. (I’ied Rahmat Rifadin/c19/ca)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sepp Blatter Kembali Maju Pemilihan Presiden FIFA


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler