jpnn.com - JAKARTA - Untuk pertama kalinya, adu cerdas antara tiga pasangan bakal calon peserta Pilkada DKI Jakarta 2017 terpublikasikan luas.
Lewat gawean Sindotrijaya bertajuk Adu Strategi di Tanah Betawi, yang dipentaskan di Cikini, Jakarta, Sabtu (1/10), muncul hitungan kasar berupa polling yang dipasang 12 jam sebelum acara digeber.
BACA JUGA: Adu Strategi di Tanah Betawi, Ahok-Djarot Kalah Hari Ini
Hasilnya? Moderator diskusi, Pangeran Napitupulu mengumumkan pasangan Agus Harimurti-Sylviana Murni meraih 53 persen respon polling. Sementara Ahok-Djarot yang berstatus petahana alias juara bertahan, dicap kalah telak karena hanya meraih 26 persen.
Sedangkan Anies Baswedan-Sandiaga Uno di tempat ketiga dengan 21 persen.
BACA JUGA: Ahok Bagus, Tapi Rakyat Mau Pemimpin Tak Mondar-mandir Tipikor dan KPK
Berikut fakta-fakta unik di balik Adu Strategi di Tanah Betawi. (fat/adk/jpnn)
Adu Strategi di Tanah Betawi:
1. Pasangan Basuki 'Ahok' Purnama-Djarot S Hidayat diwakili oleh politikus PDI Perjuangan, Masinton Pasaribu.
BACA JUGA: Semua Bakal Calon Waras, kok Hanya Djarot yang Hadir?
2. Pasangan Agus Harimurti-Sylviana Murni diwakili oleh politikus Partai Demokrat Roy Suryo.
3. Pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno diwakili oleh politikus PKS sekaligus Ketua Timses Anies-Sandi, Mardani Ali Sera.
4. Roy Suryo mencoba 'berjualan' jagoannya dengan mengatakan semua kebaikan Ahok maupun Anies yang merupakan rival mereka, sudah ada pada diri Agus dan Sylvi. "Jadi kenapa tidak dipilih," kata Roy.
5. Masinton Pasaribu tak bisa membantah jagoannya, Ahok, kurang memiliki komunikasi yang baik. "Mungkin lebih cerewet, tinggal diubah," kilahnya.
6. Masinton menyodorkan fakta atau bukti kerja Ahok-Djarot, seperti mengurangi kemacetan, banjir hingga beragam kartu ajaib yang dia sebut telah mengatasi persoalan pendidikan dan kesehatan masyarakat. Ini sebenarnya masih menjadi perdebatan, karena bukan rahasia lagi keluhan macet, becek dan banjir masih ada. KJS dan KJP juga tak luput dari keluhan meski harus diakui banyak warga DKI sudah merasakan dampak hebat dari kedua kartu tersebut.
7. Tim Ahok-Djarot di acara ini seperti dikeroyok (wajar; juara bertahan). Mardani Ali Sera (Anies-Sandi) menyindir petahana soal penggusuran rumah. "Rumah bukan kayak lemari. Lemari digeser diam saja, kalau rumah digusur orangnya ngamuk," Mardani menyerang dengan halus.
8. Budayawan Betawi Ridwan Saidi juga terkesan menyudutkan Ahok-Djarot. Katanya, pemimpin Jakarta sekarang ini tidak menggambarkan harapan warga ibu kota. "Yang kami butuh ketenteraman, kedamaian. Berisik sekali (pemimpin) sekarang ini," tutur Ridwan.
9. Pengamat politik dari LIPI, Siti Zuhro, meski mengaku Ahok tegas dan disiplin, namun secara tak langsung dia menyindir bahwa warga DKI Jakarta juga butuh pemimpin yang tidak sebentar-sebentar harus dipanggil aparat karena kasus hukum. Meski sebatas saksi. "Rakyat menginginkan kepala daerah yang tidak mondar-mandir ke Tipikor atau KPK," kata Siti.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Roy Suryo: Percayalah! Kebaikan Ahok dan Anies Ada di Agus-Sylvi
Redaktur : Tim Redaksi