jpnn.com, JAKARTA - Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) merilis hasil survei nasional terkait Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Negara Islam Irak dan Syria (ISIS).
Survei tersebut dilakukan pada 14-20 Mei 2017 dengan jumlah responden 1.500 orang.
BACA JUGA: Cegah Kemasukan ISIS, Indonesia Bisa Tutup Perbatasan dengan Filipina
Pemimpin SMRC Saiful Mujani mengatakan, mayoritas warga sudah aware dengan ISIS. Jumlahnya mencapai 66,4 persen.
Namun, awareness itu belum diikuti pengetahuan mengenai cita-cita yang diperjuangkan ISIS.
BACA JUGA: Ada Pesan Telegram dari ISIS Sebelum Teror di London
"Mayoritas warga belum aware bahwa khilafah atau negara Islam adalah cita-cita yang diperjuangkan ISIS. Jumlahnya 53,3 persen yang tidak tahu," kata Saiful saat memaparkan hasil survei di kantor SMRC, Jakarta Pusat, Minggu (4/6).
Saiful menyatakan, hampir semua warga menolak cita-cita ISIS.
BACA JUGA: Deddy Corbuzier: Islam Itu Bukan Teroris!
Bahkan, sebanyak 91,3 persen warga setuju negara melarang ISIS.
Dia menambahkan, sikap positif pada pemimpin keagamaan tertentu seperti Imam Besar Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab cenderung berhubungan positif dengan dukungan terhadap ISIS.
Menurut Saiful, rasa nasionalisme merupakan faktor paling penting yang memunculkan sentimen negatif warga pada ISIS.
"Bukan sentimen terhadap demokrasi, kondisi sosial, ekonomi, politik, hukum, maupun keamanan," ucapnya.
Saiful menjelaskan, SMRC juga melakukan survei terkait Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Hasilnya, warga Indonesia menolak keberadaan HTI.
"Kesimpulan, baik pada ISIS dan HTI, tingkat resistansi tinggi. Hampir semua orang Indonesia sebanyak 90 persen menolak dan setuju dilarang di Indonesia," ungkap Saiful.
Survei dilakukan terhadap warga yang berumur 17 tahun atau lebih, atau yang sudah menikah. Responden dipilih dengan cara multiple random sampling.
Margin of error survei yang dilakukan SMRC sebesar 2,7 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... ISIS Mulai Kuasai Masjid Al Nuri
Redaktur & Reporter : Gilang Sonar