RUMBIA - Amburadulnya pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat SMA ternyata menjalar juga ditingkat SMP. Penyakitnya sama, naskah soal UN untuk dua jenjang sekolah itu ada yang kurang bahkan ada yang sama sekali tidak mendapatkannya. Di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara khusus UN tingkat SMA ada 2 sekolah yang tidak mendapatkan naskah soal UN. Selain SMA 1 Kabaena Timur, SMA 1 Kabaena juga mengalami hal yang sama.
Akibatnya, sebanyak 256 siswa di dua sekolah tersebut, baru mengikuti UN bersamaan dengan UN tingkat SMP. Itupun soal yang mereka gunakan merupakan foto kopian dari naskah UN dari sekolah lain. Permasalahan seperti ini terulang lagi saat ujian nasional tingkat SMP.
Di hari pertama pelaksanaan UN Senin (22/4) kemarin, terdapat satu sekolah yakni SMPN 1 Lantari Jaya tidak lengkap mendapatkan naskah soal UN. "Untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, seharusnya ada 5 sampul soal UN. Tapi yang kami terima di hari pertama UN naskah soal untuk SMP Lantari hanya satu sampul saja," kata Budiman, kepala Bidang SMP dan SMA Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Bombana, ketika menerima naskah soal IPA dari tim pengawas Unhalu dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra, di Mapolres Bombana, Selasa (23/4).
Itu berarti hanya 20 peserta UN di sekolah tersebut menggunakan naskah soal ujian asli. Sedangkan 80 peserta lainnya, memakai naskah soal "palsu" yang sudah difotokopi dimalam sebelum hari H pelaksanaan ujian Bahasa Indonesia. Sedangkan naskah soal UN dihari kedua dan ketiga, lanjut Budiman, semuanya berjalan lancar, karena dari 2.536 peserta UN SMP dan MTs negeri dan swasta yang ikut ujian nasional, semuanya lengkap mendapatkan naskah soal UN.
Namun untuk pelaksanaan UN besok, pihaknya mendapatkan lagi masalah seperti di hari pertama. Dihari terakhir ujian dengan mata pelajaran IPA, tercatat satu sekolah lagi yakni SMPN 2 Rumbia yang tidak mendapatkan naskah soal UN.
Menurut Budiman, penyelenggaraan UN Kamis besok di sekolah yang terletak di Kecamatan Mataoleo itu, sebanyak 10 siswanya terpaksa menggunakan lagi soal ujian yang fotokopi. "Jadi selama UN SMP, tercatat 90 peserta UN menggunakan soal foto kopi," ungkapnya. (nur)
Akibatnya, sebanyak 256 siswa di dua sekolah tersebut, baru mengikuti UN bersamaan dengan UN tingkat SMP. Itupun soal yang mereka gunakan merupakan foto kopian dari naskah UN dari sekolah lain. Permasalahan seperti ini terulang lagi saat ujian nasional tingkat SMP.
Di hari pertama pelaksanaan UN Senin (22/4) kemarin, terdapat satu sekolah yakni SMPN 1 Lantari Jaya tidak lengkap mendapatkan naskah soal UN. "Untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, seharusnya ada 5 sampul soal UN. Tapi yang kami terima di hari pertama UN naskah soal untuk SMP Lantari hanya satu sampul saja," kata Budiman, kepala Bidang SMP dan SMA Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Bombana, ketika menerima naskah soal IPA dari tim pengawas Unhalu dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra, di Mapolres Bombana, Selasa (23/4).
Itu berarti hanya 20 peserta UN di sekolah tersebut menggunakan naskah soal ujian asli. Sedangkan 80 peserta lainnya, memakai naskah soal "palsu" yang sudah difotokopi dimalam sebelum hari H pelaksanaan ujian Bahasa Indonesia. Sedangkan naskah soal UN dihari kedua dan ketiga, lanjut Budiman, semuanya berjalan lancar, karena dari 2.536 peserta UN SMP dan MTs negeri dan swasta yang ikut ujian nasional, semuanya lengkap mendapatkan naskah soal UN.
Namun untuk pelaksanaan UN besok, pihaknya mendapatkan lagi masalah seperti di hari pertama. Dihari terakhir ujian dengan mata pelajaran IPA, tercatat satu sekolah lagi yakni SMPN 2 Rumbia yang tidak mendapatkan naskah soal UN.
Menurut Budiman, penyelenggaraan UN Kamis besok di sekolah yang terletak di Kecamatan Mataoleo itu, sebanyak 10 siswanya terpaksa menggunakan lagi soal ujian yang fotokopi. "Jadi selama UN SMP, tercatat 90 peserta UN menggunakan soal foto kopi," ungkapnya. (nur)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Masyarakat Dukung Ande Dua jadi Cabup Nagekeo
Redaktur : Tim Redaksi