928 Warga Kotim Terserang Malaria

Kamis, 09 Februari 2012 – 13:13 WIB
SAMPIT – Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dinyatakan sebagai zona kuning penyebaran penyakit malaria. Jumlah kasus penyakit mematikan ini pada 2011 lalu cukup signifikan, yakni mencapai 928 kasus yang tersebar di semua kecamatan. Bahkan, tiga kecamatan dinyatakan sebagai zona merah penyebaran malaria.

“Kotim termasuk zona kuning penyebaran malaria. Pada periode Januari-Desember 2011 lalu tercatat ada sebanyak 928 kasus,” kata Kepala Bidang Pencegahan Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Kotim, Triyono kepada Radar Sampit (JPNN grup).

Triyono menjelaskan, penetapan zona kuning terhadap Kotim didasarkan pada angka parasit indeks atau Annual Parasite Insidence (API), yakni sebesar 2,85 persen. Api adalah angka kesakitan malaria (berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorim) per 1000 penduduk dalam setahun. Daerah yang termasuk zona kuning dinilai dengan angka API 1 - 5 persen, diatas angka itu dinyatakan sebagai zona merah.

Untuk tiga kecamatan yang ditetapkan sebagai zona merah, kata Triyono, diantaranya, Kecamatan Parenggean dengan angka API 13,9 persen, Bukit Santuai 5,21 persen, dan Kecamatan Telawang sebesar 7 persen. Penyebaran penyakit malaria di kecamatan tersebut cukup tinggi, baik dari segi jumlah penderita maupun tingkat serangan nyamuk.

“Untuk penyebaran penyakit itu dibagi dua, yakni, dibawa warga pendatang atau memang warga lokal yang positif malaria. Kalau ditemukan anak kecil yang tertular, diduga penyebarannya oleh warga setempat, tapi kalau orang dewasa, itu pendatang. Namun, rata-rata penyakit malaria di Kotim disebabkan (warga) pendatang,” tuturnya.

Upaya pencegahan penyebaran nyamuk, menurut Triyono, pihaknya hanya membagikan kelambu kepada para ibu hamil, karena ibu hamil sangat rentan terhadap penyakit tersebut. Untuk wilayah zona kuning malaria, kelambu hanya dibagikan kepada para ibu hamil.

Selain itu, kata Triyono, untuk mencegah penyebaran, warga juga diimbau agar menjaga kebersihan di lingkungannya masing-masing, misalnya, memotong rumput yang sudah tinggi, membersihkan tempat-tempat genangan air yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk, dan menjaga pola hidup dengan tidak bergadang di luar rumah pada malam hari hingga subuh.

“Kalau tidur, warga juga seharusnya menggunakan kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk dan jangan suka bergadang, karena kebiasaan nyamuk malaria itu menggigit di atas jam 10 malam,”tandasnya. (ign)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lintas Batas Meningkat Jelang Pilpres Timor Leste

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler