95 Persen DAS Tercemar Limbah

Senin, 07 Januari 2013 – 09:15 WIB
RAWALUMBU--Warga yang mendiami sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) harus waspada. Sebab, sebagian besar DAS Kota Bekasi sudah tercemar limbah berbahaya. Industri menjadi penyebab paling besar tercemarnya sungai di Kota Bekasi.

Menurut Ketua Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) Kota Bekasi, Herman Sugiyanto, hampir 95 persen keberadaan DAS Kota Bekasi sudah tercemar oleh limbah pabrik, terutama limbah B3 yang sangat membahayakan lingkungan sekitar.

’’Mendapatkan air bersih yang tidak tercemar bukan hal yang mudah lagi. Bahkan pada daerah aliran sungai di Kota Bekasi sekalipun hal tersebut sudah sampai pada tingkat yang sangat memprihatinkan saat ini,” tuturnya.

Dikatakannya lebih lanjut, pencemaran air di Kota Bekasi sebagian besar diakibatkan oleh aktivitas manusia yang meninggalkan limbah pemukiman, limbah pertanian, dan limbah industri.

’’Limbah pemukiman ini bisa berupa sampah organik (kayu, daun dan lain-lain) dan sampah nonorganik (plastik, logam, dan deterjen),” jelasnya.

Sedangkan untuk limbah pertanian biasanya berasal dari segala bahan pencemar yang dihasilkan aktifitas pertanian, seperti penggunaan pestisida dan pupuk.

’’Sedangkan limbah industri biasanya berasal dari bahan pencemar yang dihasilkan aktifitas industri yang sering menghasilkan bahan berbahaya dan beracun (B3),” terangnya sambil mengerutkan dahi.

Herman juga mengungkapkan sebuah fakta, bahwa limbah yang dihasilkan oleh salah satu pabrik di daerah Medansatria oleh PT PAS, sangat membahayakan dan memprihatinkan.

Bahkan dari uji sample yang dilakukan oleh dirinya, terdapat bukti berupa ikan mas yang ditaruh hidup-hidup ke dalam air yang berada di belakang pabrik tersebut, langsung mati.

Herman juga mengungkapkan, pencemaran air di Kota Bekasi menimbulkan kerugian kepada masyarakat yang ada di sekitar lokasi pabrik.

Pasalnya, mereka harus mengeluarkan biaya lebih untuk mendapatkan air bersih yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat.
’’Akibat pencemaran air ini menimbulkan kerugian yang mencakup biaya kesehatan, biaya penyediaan air bersih, hilangnya waktu produktif serta tingginya angka kematian bayi,” papar Herman.

Dampak lainnya yang tidak kalah merugikan dari pencemaran air adalah terganggunya lingkungan hidup, ekosistem, dan keanekaragaman hayati. Air yang tercemar dapat mematikan berbagai organisme yang hidup di air.

Terpisah, Kepala Dinas Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bekasi, Dadang Hidayat, mengatakan, pihaknya hingga kini terus mengupayakan perbaikan beberapa aliran sungai yang ada di Kota Bekasi.

Dengan melakukan beberapa penelitian rutin, Dadang berharap tingkat pencemaran air di Kota Bekasi dapat diturunkan.

’’Kami rutin terjun ke lapangan untuk melakukan penelitian secara terus menerus dan dari hasil tersebut kami berharap angka pencemaran air di Kota Bekasi dapat diturunkan, meskipun secara bertahap prosesnya,” pungkasnya. (gir)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Amir: Penyebab Kebakaran Belum Bisa Disimpulkan

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler