99 Persen Transaksi BRI Dilakukan Secara Digital

Kamis, 22 Februari 2024 – 18:57 WIB
BRI menjadikan digitalisasi sebagai salah satu pondasi transformasi. Foto: Dok BRI

jpnn.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menjadikan digitalisasi sebagai salah satu pondasi transformasi.

Selama 2023, tercatat sebesar 99 persen dari total transaksi BRI dilakukan melalui kanal digital, sisanya dilakukan secara konvensional di cabang atau unit kerja BRI. 

BACA JUGA: BRI Insurance Catat Pertumbuhan Premi Bruto Sebesar 26,60 Persen

Terkait hal ini, Direktur Digital & Teknologi Informasi BRI Arga M. Nugraha mengungkapkan bahwa BRI menerapkan transformasi digital dengan mengimplementasikan tiga fokus pedoman utama. 

"BRI terus berupaya meningkatkan resiliensinya, fokus pada konsep open banking, serta memperkuat pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intelligence) dan pembelajaran mesin (machine learning) untuk mendorong transaksi dan layanan keuangan menjadi lebih mudah, cepat, terintegrasi, dan praktis,” ungkapnya.

BACA JUGA: BRI Siapkan Strategi Pencadangan Memadai jelang Restrukturisasi Kredit COVID-19

Transformasi BRIvolution digunakan sebagai guideline menjawab tantangan digital dan IT sebagai strategi mendukung business goals perseroan. 

“Sehingga bicara ke depan, kami coba formulasikan ada tiga hal tersebut yang menjadi fokus dalam jangka menengah," tambahnya.

Di samping pencatatan transaksi digital, BRI mencatat pertumbuhan pemanfaatan open API atau BRIAPI telah dimanfaatkan pada lebih dari 23 jenis digital ekosistem dengan lebih dari 1.000 total partner. 

Kemudian pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) Sabrina terus menjadi garda terdepan customer handling dengan melayani 55,6 juta pesan yang masuk ke contact center BRI selama 2023. 

Pada 2023, tingkat kepuasan layanan Sabrina atau Smart BRI New Assistant yang merupakan sebuah asisten virtual untuk melayani kebutuhan perbankan nasabah BRI di seluruh Indonesia juga meningkat.

Sisi operasional dan infrastruktur data centers BRI juga telah memberikan pondasi yang andal.

Hal ini dibuktikan dengan 3 (tiga) sertifikasi Tier III yang diperoleh dari Uptime Institute yaitu Tier Certification of Design Documents (TCDD), Tier Certification of Construction Facilities (TCCF), dan Tier Certification of Operational Sustainability (TCOS) untuk seluruh fasilitas BRI.

BRI telah memiliki kebijakan cyber security yang mengatur terkait keamanan informasi secara bank-wide, dan fungsi pemantauan cyber threat secara kontinu untuk menjaga keamanan sistem BRI secara proaktif. 

Arga menambahkan BRI telah menyusun Enterprise Security Architecture dan kebijakan cybersecurity dengan menggunakan NIST Cyber Security Framework sebagai acuan. 

Pada tahun lalu BRI pun telah melakukan IT Maturity Assessment sesuai amanat Kementerian BUMN dengan score 4,66 dari 5,00 poin berdasarkan best practice COBIT 2019. BRI juga membuktikan kemampuan maturitas digital dengan capaian Tingkat 2 (skor 80,50 dari total 100), sesuai pedoman asesmen Otoritas Jasa Keuangan.

“Hal-hal di atas adalah perwujudan nyata upaya BRI untuk terus meningkatkan kapabilitas dan kapasitas digitalnya. Semua demi kenyamanan dan keamanan nasabah,” pungkas Arga.(jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Elvi Robiatul, Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler