BARCELONA - Keinginan Artur Mas untuk memisahkan Catalunya dengan Spanyol sudah bulat. Buktinya, pemimpin politik tertinggi di wilayah paling kaya sumber daya alam di Negeri Matador itu tetap mendeklarasikan referendum. Padahal, Madrid sudah menerbitkan larangan keras.
"Kami semua ingin memilih," kata pemimpin 58 tahun itu setelah meneken dekrit referendum di Generalitat Palace di Kota Barcelona, Sabtu (27/9). Catalunya bakal mengadakan referendum pada November. Tetapi, tidak seperti Skotlandia, referendum Catalunya bukan tentang dukungan rakyat terhadap kemerdekaan, melainkan dukungan terhadap wacana pemisahan.
Melalui referendum, masyarakat akan memilih ya atau tidak pada opsi merdeka. Jika hasil referendum adalah ya, Mas memiliki alasan berkekuatan hukum untuk mengajak Madrid berdebat tentang kemerdekaan. Selanjutnya, negosiasi dengan pemerintah pusat itu bisa melahirkan referendum kemerdekaan. Tetapi, jika rakyat memilih tidak, politikus Barcelona itu terpaksa mengubur cita-cita merdeka.
Selang dua jam setelah pengumuman Mas tentang referendum Catalunya, Madrid bereaksi. Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Mariano Rajoy menyatakan bakal mengajukan banding ke Mahkamah Konstitusi (MK) soal referendum. "Tidak akan pernah ada referendum. Ini melanggar konstitusi," tegas Wakil PM Soraya Saenz de Santamaria kemarin.
Santamaria juga menuturkan, pemerintah bakal melaksanakan rapat darurat untuk menanggapi kenekatan Mas. Dia berharap MK berpihak pada Madrid. Apalagi, sebelumnya pemerintah pusat melahirkan keputusan yang berisi larangan bagi Catalunya untuk mengadakan referendum. "Kami harap MK akan menganulasi dekrit yang sudah diteken Artur Mas," paparnya. (AP/AFP/hep/c15/ami)
BACA JUGA: Sonata Asli Mozart Berusia 200 Tahun Ditemukan di Budapest
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bus Rombongan Jamaah Kecelakaan
Redaktur : Tim Redaksi