Ketika imigran Lebanon, Abla Amad, membuka restorannya sendiri di Melbourne pada tahun 1979, ia ingin memperkenalkan makanan tradisional kampung halamannya, yang ia masak sehari-hari, kepada masyarakat setempat.
Dan 35 tahun kemudian, sang pemilik restoran dan penulis buku ini tetap melakukan hal itu.
BACA JUGA: Seorang Perenang Hilang di Pantai Gold Coast Saat Australia Day
Sebagai bagian dari penerima penghargaan kehormatan Australia Day (26/1), Abla telah diangkat sebagai Anggota ‘Order of Australia’ atas pengabdiannya yang signifikan pada bidang pariwisata, perhotelan, dan pada masyarakat Lebanon di Australia.
BACA JUGA: 16 Ribu Orang Resmi Jadi WN Australia di Australia Day 2015
Terlihat mencolok di jalanan, restoran Lebanon milik Abla telah menjadi ikon tersendiri bagi Melbourne.
Bagian luar restorannya mungkin tampak sedikit mencolok bagi orang-orang yang lewat, tetapi tempat makan ini telah memperoleh sejumlah penghargaan dan pengakuan selama puluhan tahun.
BACA JUGA: Kalahkan Seppi, Nick Kyrgios Melaju ke Perempat Final
Hari ini (26/1), Abla mengatakan, penghormatan yang diterimanya adalah sesuatu yang istimewa.
"Saya sangat bangga dan sangat senang ... saya hampir menangis. Saya tak tahu apakah saya pantas menerimanya atau tidak, tapi saya sangat bangga. Saya datang ke sini ketika masih 17 tahun dan ini adalah negara yang indah, orang-orangnya baik, saya menyukainya," tutur perempuan ini.
'Makanan yang enak lahir dari hati'
Abla lahir di Lebanon pada tahun 1935, dan melakukan perjalanan ke Australia untuk mengunjungi kakaknya, George, dan pamannya, Joe, yang telah bermigrasi beberapa tahun sebelumnya.
Di Australia, ia bertemu dengan suaminya yang juga berdarah Lebanon, yaitu John, yang bersamanya Abla memiliki lima anak.
Karena keluarganya-lah ia belajar untuk memasak - pamannya Joe dan sekelompok perempuan Lebanon yang tinggal di Australia yang memanggilnya "bibi".
Ia mengatakan, suaminya sering membawa pulang teman-temannya dari berbagai latar belakang, termasuk Italia, Yahudi dan anglo-Australia, ke rumahnya di pinggiran Melbourne.
Abla akhirnya terdorong untuk membuka restoran atas desakan keluarga dan teman-temannya, dan mengaku bahwa hal itu ia lakukan sebagai bentuk kewajiban kepada orang lain.
"Sebelum saya buka restoran, saya terbiasa menjamu banyak orang di rumah dan memasak untuk mereka. Ketika saya membuka restoran, saya masih merasa seperti memasak untuk rumah, untuk keluarga,” kenangnya.
Ia menyambung, "Ini adalah tugas saya, saya melakukannya dari hati. Saya selalu melakukan yang terbaik."
Ia mengungkapkan, resep yang ia pelajari dan ciptakan memainkan peran penting dalam hidupnya.
"Mereka mengingatkan saya ketika saya masih muda dan[orang datang ke rumah dan memasak," kenangnya.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Limbah Laboratorium Narkoba Gelap Cemari Taman dan Saluran Air di Australia