jpnn.com, PANGANDARAN - Abrasi atau pengikisan kawasan pesisir pantai di Desa Citotok, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, saat ini sangat memprihatinkan.
"Abrasi di kawasan pantai Desa Citotok sudah mengkhawatirkan dan dinilai bisa memutus akses jalan di sekitarnya," kata Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum saat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Pangandaran, Jumat (13/9).
BACA JUGA: Begini Curhatan Warga Majalengka Kepada Uu Ruzhanul Ulum
Uu juga meninjau kondisi tempat pendaratan perahu nelayan di Desa Legok Jawa mendapat perhatian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.
"Sekali pun di situ ada kewenangan pemerintah pusat karena berdekatan dengan jalan, tetapi juga ada kewenangan Pemprov. Kalau dibiarkan jalan bisa terputus, apalagi itu jalan inti," ujar Uu.
BACA JUGA: Satu Tahun Memimpin Jabar, Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum Harmonis
Untuk memenuhi harapan masyarakat setempat, lanjut Uu, penindakan terhadap abrasi tersebut akan segera dikaji dan diharapkan proyek bisa dikerjakan pada 2020 mendatang.
"Harus ada pengkajian dalamnya laut, kekuatan ombak, dan nanti teknologi apa yang harus digunakan untuk penahan abrasi tersebut," kata dia.
Sementara terkait kondisi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Desa Legok Jawa, Uu berujar bahwa tempat pendaratan perahu nelayan memang selalu dangkal.
Meski begitu, nelayan Desa Legok Jawa merasa pengerukan di tempatnya harus segera dilakukan karena menghambat aktivitas mereka untuk melaut.
"Dulu pendaratan ikan bisa dengan mudah di bibir pantai, sekarang jauh sehingga banyak perahu yang rusak karena medan pendaratan yang sulit," kata Uu.
Tak ayal, beban pengeluaran nelayan bertambah untuk memperbaiki perahu yang rusak. Jauhnya tempat pendaratan pun mematahkan semangat nelayan untuk melaut. "Karena susah berangkat dan datangnya, maka minta dikeruk," tutur Uu.
Nantinya, kata Uu, pengerukan kawasan TPI Desa Legok Jawa juga berdampak positif terhadap pendapatan nelayan. "Akan ada peningkatan ikan dari nelayan. Sehingga pendapatan nelayan akan lebih baik dan kesejahteraan meningkat," ucapnya.
"Dan untuk (pengerukan) di sini harus memakai teknologi yang canggih. Kalau melakukan secara manual tidak (bertahan) lama. (Kalau) mengeluarkan dana, manfaatnya akan lebih lama," ujar Uu.
Adapun, Detail Engineering Design (DED) proyek pengerukan TPI Desa Legok Jawa diharapkan selesai pada 2019 sehingga proyek bisa dikerjakan mulai 2020. (ant/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti