jpnn.com, JAKARTA - Aktivis media sosial Permadi Arya memberi rapor merah bagi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ketika menangani masalah banjir di ibu kota.
Menurut dia, Anies hanya melakukan banyak pencitraan menanggulangi masalah banjir.
BACA JUGA: Kami Butuh Anies Baswedan Bekerja untuk Jakarta Tanpa Memandang Golongan
Salah satu pencitraan itu, kata Permadi, ketika Anies melakukan aksi kerja bakti setelah terjadinya banjir di Jakarta pada awal 2020. Menurut dia, upaya itu tidak menyelesaikan persoalan banjir di Jakarta.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Banjir Jakarta, Anies Baswedan Disindir, Ahok Dirindukan, FPI Dipuji
"Jadi, yang diinginkan warga itu bukan pencitraan kerja bakti," kata pria yang akrab disebut Abu Janda itu.
Menurut dia, Anies seharusnya melanjutkan program Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, untuk menyelesaikan persoalan banjir di Jakarta. Ahok merupakan pendahulu Anies sebelum menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Permadi lantas menyinggung program normalisasi yang dilakukan Ahok dulu. Namun, Anies tidak kunjung mengeksekusi program normalisasi di era Ahok.
"Pak Ahok ini, kan diberi tugas Pak Presiden untuk menormalisasi. Apa, sih, artinya normalisasi, artinya melebarkan sungai," ucap dia.
Permadi menyadari bahwa Anies ingin maju Pilpres 2024. Anies butuh pencitraan atas upaya tersebut. Dari situ, tidak mungkin Anies melakukan normalisasi.
Sebab, kata dia, Anies berpotensi kehilangan pendukungnya menuju 2024 jika melakukan normalisasi sungai. Normalisasi membuat Pemprov DKI Jakarta melakukan penertiban rumah liar yang berdiri di pinggir sungai.
"Konsekuensi melebarkan sungai ini, menggusur warga yang tinggal di bantaran sungai. Perumahan liar. Semua tahu, Pak Anies tidak melakukan itu karena Pak Anies lagi pencitraan mau menjadi capres di 2024. Kenapa dia tidak lakukan itu? Kalau dia lakukan itu, dia akan dihajar habis. Bahkan, pendukungnya sendiri akan hilang," pungkasnya. (mg10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan